Rabu, 21 September 2016

jenis-jenis teknik nontes



JENIS-JENIS TEKNIK NONTES
’’MAKALAH’’
Di buat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penilaian Hasil Belajar Kimia
                            Dosen Pembimbing : Drs. Alex. A. Lepa. M.Si.
                                                          Catur .F. Djarwo. S.Pd., M.Pd.
                                            

UNCEN .jpg

Disusun Oleh :
Credo Aser E. Swom (0100140378)
Habidah (0110140052)
Nunik Indri Astuti (0110140056)
Nurul Ainiyah (0110140195)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur  kehadirat  Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga makalah yang berjudul “Jenis-jenis Teknik Nontes”  dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Penilaian Hasil Belajar Kimia dan untuk menambah wawasan tentang materi Jenis-jenis Teknik Nontes.
        Makalah ini di tulis dari buku panduan serta informasi dari situs web dan media massa yang berhubungan dengan Jenis-jenis Teknik Nontes. Taklupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Alex .A. Lepa., M.Si. dan Ibu Catur Fajarwo, S.Pd., M.Pd. sebagai pengajar mata kuliah Penilaian Hasil Belajar Kimia atas bimbingan dan arahan yang telah di berikan.
        Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Dalam hal ini dapat menambah wawasan mengenai Jenis-jenis Teknik Nontes.
Makalah ini memang masih jauh dari sempurna maka sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.


                                                                                     Jayapura, September 2013


Penyusun






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………….
KATA PENGANTAR ……………………………….………………......
DAFTAR ISI …………………………………………………………….
BAB I   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ………………………………………...…….
B.     Perumusan Masalah ……………………………………........
C.     Tujuan Penulisan .……………………………………….......
BAB II.  PEMBAHASAN
A.    Teknik Observasi …………………………………………….
B.     Teknik Wawancara / Interview……………………………….
C.     Kuesioner / Angket…………………………………………...
D.    Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analisis)…………….
E.     Sosiometri ……………………………………………………
F.      Study kasus (case study).……………………………………..
BAB III. PENUTUP
A.    Kesimpulan ………….…………………………....................
B.     Saran ………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….
I
ii
iii

1
2
2

4
9
11
15
15
19

21
21
22
 


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya siswa, pengelola sekolah, lingkungan, kualitas pengajaran, kurikulum dan sebagainya (Suhartoyo, 2005). Usaha peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Keduanya saling berkaitan, sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik, selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik (Mardapi, 2003). Sehubungan dengan itu, maka di dalam pembelajaran dibutuhkan guru yang tidak hanya mengajar dengan baik, namun mampu melakukan evaluasi dengan baik.
Evaluasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya.
Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas dan wawasan yang luas untuk memahami peserta didik. Kemudian, kita juga harus mengerti psikokologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dalam kesulitan belajar dan keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu. Untuk itu kita harus mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik.
Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Hal ini tidak terlepas karena kegiatan tersebut merupakan suatu siklus yang dibutuhkan untuk mengetahui sejauhmana pencapaian pendidikan telah terlaksana. Contohnya dalam evaluasi  penilaian hasil belajar siswa, kegiatan pengukuran dan penilaian merupakan langkah awal dalam proses evaluasi tersebut. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Namun, tes bukanlah satu-satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan sebab masih ada teknik lain yakni teknik “non tes”.  Tehnik ini berguna untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar yang tidak dapat diukur dengan alat tes. Penggunaan tehnik ini dalam evaluasi pembelajaran terutama karena banyak aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas. Sasaran teknik ini adalah perbuatan, ucapan, kegiatan, pengalaman,tingkah laku, riwayat hidup, dan lain-lain.
Dalam makalah ini, akan disajikan beberapa hal tentang teknik evaluasi yang dapat digunakan dalam penilaian terhadap anak didik. Adapun teknik yang akan dijelaskan dalam makalah ini adalah teknik non-tes. Salah satu teknik yang sangat membantu dalam penilaian terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan siswa.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu :
1.      Apa pengertian teknik nontes itu ?
2.      Apa saja jenis-jenis teknis nontes tersebut?

C.    Tujuan Penulisan
Selain sebagai salah satu tugas mata kuliah Penilaian Hasil Belajar Kimia yang diberikan oleh dosen pembimbing, berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan lain dari makalah ini yaitu
·           Untuk mengetahui pengertian dan jenis-jenis teknik nontes












BAB II
PEMBAHASAN

Teknik nontes merupakan prosedur pengumpulan data untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian siswa yang bersifat kualitatif. Selama ini teknik nontes kurang digunakan  dibandingkan teknik tes. Dalam proses pembelajaran, pada umumnya kegiatan  penilaian mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru pada saat menentukan siswa. 
Fungsi dari penilaian non test adalah sebagai berikut:
1.    Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional.
2.    Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar, perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan siswa, strategi mengajar guru.
3.    Dalam menyusun laporan pengajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang didapatinya.
4.    Dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek kognitif tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik.
5.    Dapat memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak lain, karena diperoleh langsung dari proses belajar siswa baik di kelas, laboratorium, lapangan, dan lain-lain. 

Teknik non-tes merupakan prosedur mengumpulkan data untuk memahami pribadi siswa yang umumnya bersifat kualitatif. Teknik evaluasi nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak mengunakan tes. Umumnya digunakan untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Dalam hubungannya dengan memahami kesulitan belajar siswa, berikut macam – macam teknik non tes yang dapat dilakukan:


A.    Teknik Observasi
Observasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah sehingga diperoleh suatu pemahaman dan dilakukan  secara langsung, seksama dan sistematis. Sehingga pengamatan memungkinkan untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Observasi yang intensif bisa dilakukan baik di dalam maupun di luar kelas. Pengamat mencatat hal-hal yang berhubungan dengan perilaku siswa, terutama dalam mengikuti pelajaran maupun dengan teman-temannya. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui keseharian peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar.
Dalam teknik observasi, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya :
1.      Rencanakan terlebih dahulu observasi yang akan dilakukan, meliputi : Apa yang akan diobservasi , dimana letak lokasi observasi, kapan observasi akan dilakukan, siapa yang akan melaksanakan observasi tersebut, siapa yang akan diobservasi, bagaimana melaksanakan observasi tersebut.
2.      Lengkapilah dengan catatan selama observasi.
3.      Kaji ulang hasil observasi dengan individu-individu yang terlibat.

Hal – hal yang tidak boleh dilakukan dalam observasi, yaitu:
·         Menggangu kerja individu yang diobservasi maupun individu lainnya.
·         Terlalu menekankan pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak penting.

a.      Tujuan utama observasi
Tujuan utama observasi antara lain :
1.       Mengumpulkan data dan inforamsi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan
2.      Mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik), interaksi antara peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (social skill).
3.      Menilai tingkah laku individu atau proses yang tejadi dalam situasi sebenarnya maupun situasi yang sengaja dibuat.
Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik pada waktu belajar belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Selain itu, observasi juga dapat digunakan untuk menilai penampilan guru dalam mengajar, suasana kelas, hubungan sosial sesama, hubungan sosial sesama peserta didik, hubungan guru dengan peserta didik, dan perilaku sosial lainnya.

b.      karakteristik teknik observasi
karakteristik teknik observasi antara lain :
1.      Mempunyai arah dan tujuan yang jelas.
2.      Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif, dan rasional.
3.      Terdapat berbagai aspek yang akan diobservasi.
4.      Praktis penggunaannya.

c.       jenis-jenis teknik observasi:
Menurut cara dan tujuannya observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:
a.         Observasi partisipatif dan nonpartisipatif 
Observasi partisipatif dalah observasi dimana orang yang mengobservasi (observer) ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diamatinya. Sedangkan observasi nonpartisipatif, observasi tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukanoleh objeknya. Atau evaluator berada “diluar garis” seolah-olah sebagai penonton belaka
b.         Observasi sistematis dan observasi nonsitematis
Observasi sistematis adalah observasi yang sebelum dilakukan, observer sudah mengatur sruktur yang berisi kategori atau kriteria, masalah yang akan diamati. Sedangkan observasi nonsistematis yaitu apabila dalam pengamatan tidak terdapat stuktur ketegori yang akan diamati.
c.         Observasi Eksperimental meupakan observasi dimana pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok yang diamati namun dapat mengendalikanunsur-unsur tertentu sehingga tercipta tujuan yang sesuai dengan tujuan observasi. Observasi jenis ini memungkinkan evaluator untuk mengamati sifat-sifat tertentu dengan cermat. Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. 

Jika kita melihat dari dari kerangka kerjanya, observasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1.      Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor yang telah diatur kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan dan dibatasi dengan jelasdan tegas.
2.      Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai obeserver tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan obeservasi hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri.
Apabila dilihat dari teknis pelaksaannya, observasi dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu:
1.         Observasi langsung, observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diselidiki.
2.         Observasi tak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik teknik maupun alat tertentu.
3.         Observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan caraikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti.

d.      langkah-langkah penyusunan pedoman observasi
Langkah-langkah penyusunan pedoman observasi antara lain :
1.      Merumuskan tujuan observasi
2.      Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi
3.      Menyusun pedoman observasi
4.      Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan proses belajar peserta didik dan kepribadiaanya maupun penampilan guru dalam pembelajaran.
5.      Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman observasi.
6.      Merivisi pedoman obsevasi berdasarkan hasil uji coba
7.      Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung
8.      Mengolah dan menafsirkan hasil observasi
Berikut ini contoh format observasio :
Contoh :
FORMAT OBSERVASI AKTIVITAS MAHASISWA DAN DOSEN
DALAM PERKULIAHAN RANCANGAN ITP
Pengamat        : .............................     Kelas               : ...........................................
Universitas      : .............................     Tanggal                       : ...........................................
Bahan Kajian  : .............................     Waktu             : ...........................................
PETUNJUK
Amatilah aktivitas dosen dan setiap mahasiswa dalam kelompok sampel selama kegiatan
perkuliahan berlangsung kemudian isilah format observasi dengan prosedur berikut:
1.      Sebelum pembelajaran dimulai, observer sudah mengetahui mahasiswa yang
ditentukan sebagai sampel sasaran pengamatan
2. Observer duduk pada posisi yang memudahkan pengamatan sampel mahasiswa dan dosen.
3. Observasi dilakukan terhadap semua aktivitas mahasiswa sampel dan dosen ; hasil pengamatan dicatat.
4.Setiap 3 menit observer melakukan pengamatan dan selama 1 menit berikutnya pengamatannya dicatat pada tabel yang disiapkan dengan cara menulis nomor  kategori kegiatan
5.Observasi dimulai sejak dosen mulai mengajar hingga pembelajaran selesai.
KATEGORI PENGAMATAN
Aktivitas Dosen
Aktivitas Mahasiswa
1.Menjelaskan/member informasi (masalah)
2.Mengamati kegiatan mahasiswa
3.Memotivasi dan mengarahkan mahasiswa
4.Memberi scaffolding, petunjuk/ membimbing kegiatan mahasiswa,  merespon pertanyaan.
5.Perilaku yang tidak relevan dengan KBM

1.Mendengar/memperhatikan penjelasan dosen/teman
2.Membaca (Buku, LKM)
3.Menulis  yang  relevan  dengan  KBM (memecahkan masalah pada LKM, membuat catatan, membuat rangkuman)
4.Mengukur dengan memakai mistar dan kertas millimeter blok.
5.Berdiskusi/bertanya antara mahasiswa dan dosen
6.Berdiskusi/bertanya antar mahasiswa dan mahasiswa
7.Perilaku yang tidak relevan dengan Perkulian

Disamping itu, teknik ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya :
a.      Kelebihan teknik observasi :
Ø  Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi. Kadang observasi dilakukan untuk mengecek validitas dari data yang telah diperoleh sebelumnya dari individu-individu.
Ø  Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, aktivitas yang rumit kadang-kadang sulit untuk diterangkan.
Ø  Dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain-lain.
Ø  Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaaan tertentu.
b.      Kekurangan teknik observasi :
Ø  Pelaksanaannya sering terganggu keadaan cuaca atau kesan yang kurang baik dari observer maupun observi.
Ø  Masalah yang sifatnya pribadi sulit diamati.
Ø  Apabila memakan waktu lama, akan menimbulkan kejenuhan.
Ø  Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan pekerjaannya dengan tidak semestinya.
Ø  Dapat mengganggu proses yang sedang diamati.
Ø  Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan sering menutup-nutupi kejelekan-kejelekannya.

B.     Teknik Wawancara / Interview
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung. Wawancara bisa dilakukan dengan peserta didik yang bersangkutan atau dengan guru, wali kelas, orang tua maupun teman-temannya bila hal ini diperlukan. Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi untukk menjelaskan suatu kondisi tertentu, melengkapi penyelidikan ilmiah atau untuk mempengaruhi situasi atau orang tertentu. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan/diperhatikan dalam wawancara, yaitu :
a.       Pewawancara harus mendengar, mengamati, menyelidiki, menanggapi, dan mencatatapa yang sumber data berikan.Ia dapat menjadi seperti seorang penginterogasi, secara tajam ia menyerang dengan menunjukkan kesalahan-kesalahan orang yang diwawancarai, mengklarifikasi, menjadi pendengar yang baik. Suksesnya suatu wawancara tergantung pada kemampuan melakukan kombinasi berbagai keterampilan sesuai dengan tuntutan situasi dan orang yang diwawancarai.
b.      Dalam proses wawancara, pewawancara harus meredam egonya dan melakukan pengendalian tersembunyi. Pewawancara memantau semua yang diucapkan oleh dan bahasa tubuh orang yang diwawancarai, sambil berusaha menciptakan suasana santai yakni suasana yang konduksif bagi berlangsungnya wawancara. Dalam prakteknya, berbagai pikiran muncul dibenak pewawancara ketika wawancara sedang berlangsung. Seperti : Apa yang harus saya tanyakan lagi? Bagaimana nada bicara orang yang diwawancarai ini? Dari gerak tubuh dan nada suaranya, apakah ia terlihat bicara jujur atau mencoba menyembunyikan sesuatu?
.     

Wawancara dapat di lakukan dengan 2 cara, yaitu :
a.       Interview bebas, responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa di batasi oleh patokan-patokan yang telah di buat oleh subjek evaluasi
b.      Interview terpimpin, yaitu interview yang di lakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah di susun terlebih dahulu.  

Berikut ini merupakan langkah-langkah untuk melakukan wawancara:
a.         Merumuskan tujuan wawancara
b.         Membuat pedoman wawancara
c.         Menyususn pertanyaan yang sesuai dengan data yang diperlukan.
d.        Melakukan uji coba
e.         Melaksanakan wawancara

a.      Kelebihan teknik wawancara
Kelebihan teknik wawancara antara lain :
1.      Flexibility
Pewawancara dapat secara jelas mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat itu.Jika dia menginginkan informasi yang mendalam maka dapat melakukan “probing”.Demikian pula jika ingin memperoleh informasi tambahan, maka dia dapat mengajukan pertanyaan tambahan, bahkan jika suatu pertanyaan dianggap kurang tepat ditanyakan pada saat itu, maka dia dapat menundanya.
2.      Nonverbal Behavior
Pewawancara dapat mengetahui perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawaboleh sumber .
3.      Question Order
Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga sumber dapat memahami maksud penelitian secara baik, sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan baik pula.

4.      Respondent alone can answer
Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh sumber yang telah ditetapkan. Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail.
5.      Completeness.
Pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan yang diajukan.

b.      Kelemahan teknik wawancara
Kelemahan teknik wawancara antara lain:
1.      Mengadakan wawancara dengan individu satu persatu memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya.
2.      Walau dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi. Sering atribut (jenis kelamin, etnik, status sosial, jabatan, usia, pakaian, penampilan fisik, dsb) sumber dan juga pewawancara mempengaruhi jawaban.
3.      Keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara dalam melakukan hubungan antar manusia (human relation).
4.      Wawancara tidak selalu tepat pada kondisi-kondisi tempat tertentu, misalnya di lokasi-lokasi ribut dan ramai.
5.      Sangat tergantung pada kesediaan, kemampuan dan keadaan sementara dari subyek wawancara, yang mungkin menghambat ketelitian hasil wawancara.

C.    Kuesioner / Angket
Angket(Questioner) adalah alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan.Angket ini berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden,yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden.Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam penyusunan angket perlu diperhatikan beberapa hal.Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau pernyataan ada pengantar atau petunjuk pengisian.Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan Ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disediakan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.
Macam-macam kuesioner, dapat di tinjau dari beberapa segi:
Ø  Ditinjau dari segi siapa yang menjawab
a.       Kuesioner langsung
Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan di isi langsung ileh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.
b.      Kuesioner tidak langsung
Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirim dan di isi oleh bukan orang yang diminta keterangaanya.
Ø  Ditinjau dari segi cara menjawab
a.       Kuesioner tertutup
Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihn jawaban lengkap sehingga pengisiannya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
b.      Kuesioner terbuka
Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. Kuesioner terbuka disusun apabila macam jawaban pengisi belum terperinci dengan jelas sehingga jawabannya akan beraneka ragam. Keterangan tentang alamat pengisi, tidak mungkin diberikan dengan cara memilij pilihan jawaban yang disediakan. Kuesioner terbuka juga digunakan untuk meminta pendapat seseorang.

Angket berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua jenis,yaitu:
a.       Angket berstruktur merupakan angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban. Angket jenis ini terdiri dari tiga bentuk:
1.      Bentuk jawaban tertutup, yaitu angket yang telah menyediakan alternative jawaban
2.      Bentuk jawaban tertutup tetapi alternative terakhir merupakan jawaban terbuka yang dapat memberikan kesempatan kepada respondenuntuk memberikan jawaban secara bebas.
3.      Bentuk jawaban bergambar, yaitu angket yang memberikan alternative jawaban berupa gambar.
b.      Angket tidak berstruktur merupakan angket yang memberikanjawaban secara terbuka. Angket ini memberikan gambaran lebih tentang situasi, namun kurang dapat dinilai secara objektif dan tifak dapat diukur secara statistic sehingga data yang diperoleh sifatnya umum.

Berikut ini merupakan langkah-langkah menyusun angket.
1.      Menyusun kisi-kisi angket
2.      Menyusun pertaanyaan-pertanyaan dan bentuk jawaban yang diinginkan.
3.      Membuat pedoman cara menjawab.
4.      Melakukan uji coba angket untuk mengetahui kelemahan angket tersebut.
5.      Merevisi angket berdasarkan hasil uji coba
6.      Menggandakan angket sesuai jumlah responden

a.      Kelebihan angket
Kelebihan angket antara lain:
Ø  Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode pengumpulan data yang paling mudah adalah dengan angket.
Ø  Pertanyaan-pertanyan yang sudah disiapkan adalah merupakan waktu yang efisien untuk menjangkau responden dalam jumlah banyak.
Ø  Dengan angket akan memberi kesempatan mudah pada responden untuk mendiskusikan dengan temannya apabila menemui pertanyaan yang sukar dijawab.
Ø  Responden dapat lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa terkesan terpaksa karena tanpa dipengaruhi hubungan dengan peneliti atau penilai.
Ø  Informasi yang terkumpul lebih mudah karena homogen.
Ø  Dapat mengumpulkan data dari jumlah responden yang relatif banyak.

b.      Kelemahan angket :
            Kelemahan angket antara lain:
Ø  Apabila penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya spontan dengan metode ini adalah kurang tepat.
Ø  Metode ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang ada.
Ø  Jawaban yang diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari pertanyaan. Sangat mungkin jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan dapat berubah setelah melihat pertanyaan dilain nomor.
Ø  Ada kemungkinan terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden menjawab.
Ø  Ada kemungkinan angker diisi oleh orang yang bukan menjadi target.
Ø  Target menjawab berdasarkan altternatif jawaban yang tersedia

c.       Karakteristik pertanyaan pada angket
Karakteristik pertanyaan angket antara lain:
Ø  Susun kalimat sederhana tapi jelas
Ø  Data yang diberikan responden merupakan rahasia informasi yang dapat dipercaya.
Ø  Anonim : Nama dari responden seyogyanya bukan menjadi masalah yang penting dalam penelitian.
Ø  Pertanyaan mudah dipahami oleh responden.
Ø  Spesifik : Pertanyaan harus dirumuskan secara spesifik dan jelas.
Ø  Ambigiositas : Bila pertanyaan bersifat mendua arti akan menyulitkan bagi responden untuk menjawabnya. Contoh : Anda suka naik gunung dengan sepeda dan naik kuda? Disini dua pertanyaan ditanyakan bersama.
Ø  Faktual : Pertanyaan seyogyanya bersifat meminta fakta bukan opini.
Contoh : beberapa orang terbunuh dalam peperangan itu?(fakta) . Bagaimana pendapat anda pada pembunuhan itu. (opini)
Ø  Ketidakjelasan atau kesamaran : Pertanyaan seyogyanya tidak mengandung ketidak jelasan atau samar-samar keraguan. Contoh : Pada suatu pertandingan sepak bola, anda suka bila ada taruhannya?
Ø  Pertanyaan seyogyanya tidak memberi petunjuk responden terarah pada suatu masalah tertentu. Contoh : Bukankah anda berfikir bahwa menambah dosis obat yang diminum membahayakan, bukan?
Ø  Pertanyanan hendaknya tidak mempersukar responden untuk menjawabnya.
Contoh : Berapa kali anda setiap hari mandi atau sikat gigi?
Ø  Pertanyaan hendaknya jangan bersifat pribadi. Kecuali kalau perlu sekali, hindari pertanyaan yang bersifat pribadi. Contoh : Apakah anda suka kawin lagi ?
Ø  Petanyaan hendaknya besifat logis. Tanpa bertanya “apakah anda mempunyai TV?” Sudah ditanya “Program TV apa yang anda suka?”

D.    Pemeriksaan Dokumen (Ducumentary Analisis)
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (teknik non-tes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan pemerikasaan terhadap dokumen-dokumen; misalnya dokumen yang memuat infomasi mengenai riwayat hidup (auto biography).
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian kebiasaan atau sikap dari obyek yang dinilai.
Berbagai informasi, baik mengenai peserta didik, orangtua dan lingkungannya itu bukan tidak mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai bahan pelengkap bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik.

E.     Sosiometri
Sosiometri adalah alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan - hubungan sosial dan tingkah laku sosial murid (I. Djumhur dan Muh.Surya). Sosiometri adalah alat untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial dan status sosial dari masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan (Depdikbud). Sosiometri adalah alat untuk dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau hubungan berteman seseorang (Bimo Walgito).
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang (10 – 50 orang), berdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok (WS. Winkel). Sosiometri adalah suatu alat yang dipergunakan mengukur hubungan sosial siswa dalam kelompok (Dewa Ktut Sukardi,). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian sosiometri adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data tentang hubungan sosial seorang individu dengan individu lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya dalam suatu kelompok.
Langkah dalam menggunakan sosiometri:
a.       Memberikan petunjuk atau pertanyaan. Misal: tuliskan pada selembar kertas nama temanmu yang paling baik.
b.      Mengumpulkan jawab yang sesungguhnya dari peserta didik.
c.       Memasukan jawabanke dalam tabel.
d.      Gambarkan jawaban dalam sebuah sosiogram.

a.      Macam – macam Sosiometri
Tes Sosiometri ada dua macam, yaitu :
1.      Tes yang mengharuskan untuk memilih beberapa teman dalam kelompok sebagai pernyataan kesukaan untuk melakukan kegiatan tertentu ( criterium ) bersama sama dengan teman-teman yang dipilih.
2.      Tes yang mengharuskan menyatakan kesukaannya atau ketidaksukaannya terhadap teman-teman dalam kelompok pada umumnya.
Tes sosiometri jenis pertama paling sering digunakan di institusi-institusi pendidikan dengan tujuan meningkatkan jaringan hubungan sosial dalam kelompok,sedangkan jenis yang kedua jarang digunakan, dan inipun untuk mengetahui jaringan hubungan sosial pada umumnya saja.

b.      Ciri khas penggunaan angket sosiometri:
Ciri khas penggunaan angket sosiomeri atau tes sosiometri , yang terikat pada situasi pergaulan sosial atau kriterium tertentu.
1.      Dijelaskan kepada siswa yang tergabung dalam suatu kelompok, misalnya satuan kelas, bahwa akan dibentuk kelompok-kelompok lebih kecil (4-6 orang ) dalam rangka mengadakan kegiatan tertentu, seperti belajar kelompok dalam kelas, rekreasi bersama ke pantai, dsb. Kegiatan tertentu itu merupakan situasi pergaulan social yang menjadi dasar bagi pilihan-pilihan.
2.      Setiap siswa diminta untuk menulis pada blanko yang disediakan nama beberapa teman di dalam kelompok, dengan siapa dia ingin dan lebih suka melakukan kegiatan itu. Jumlah teman yang boleh dipilih biasanya tiga orang, dalam urutan pilihan pertama, kedua, dan ketiga.Yang terungkap dalam pilihan-pilihan itu bukanlah jaringan hubungan sosial yang sekarang ini sudah ada, melainkan keinginan masing-masing siswa terhadap kegiatan-kegiatan tertentu dalam hal pembentukan kelompok. Pilihan-pilihan itu dapat berubah, bila tes sosiometri diterapkan lagi pada slain kesempatan terhadap kegiatan lain (kriterium berbeda ). Ada kemungkinan siswa akan memilih teman-teman yang lain untuk belajar bersama di kelas, dibanding dengan pilihan-pilihannya untuk pergi piknikbersama. Pilihan-pilihan siswa tidak menyatakan alasan untuk memilih, kecuali bila hal itu dinyatakan dalam tes. Pilihan-pilihan juga tidak menyatakan tentang sering tidaknya bergaul dengan teman-teman tertentu, atau intim tidaknya pergaulan dengan teman-teman tertentu; bahkan tidak mutlak terungkapkan taraf popularitas siswa tertentu, dalam arti biasanya mempunyai banyak teman, beberapa teman atau sama sekali tidak mempunyai teman.
3.      Setiap siswa dalam kelompok menangkap dengan jelas kegiatan apa yang dimaksud, dan mengetahui bahwa kegiatan itu terbuka bagi semua.
4.      Pilihan-pilihan dinyatakan secara rahasia dan hasil keseluruhan pemilihan juga dirahasiakan. Hal ini mencegah timbulnya rasa tidak enak pada siswa, yang tidak suka pilihannya diketahui umum atau akan mengetahui bahwa ia tidak dipilih. Ciri kerahasiaan juga memungkinkan bahwa dibentuk kelompok-kelompok kecil yang tidak seluruhnya sesuai dengan pilihan-pilihan siswa.
5.      Biasanya siswa diminta untuk menyatakan siapa yang mereka pilih, bukan siapa  yang tidak mereka pilih dalam urutan tidak begitu disukai, kurang disukai, tidak disukai, sama sekali tidak disukai. menyatakan pilihan yang negatif mudah dirasakan sebagai beban psikologis.
6.      Tenaga kependidikan yang dapat menerapkan tes sosiometri adalah guru bidang studi, wali kelas, dan tenaga ahli bimbingan, tergantung dari kegiatan yang akandilakukan.



c.       Tahap-tahap Pelaksanaan Sosiometri
Tahap pelaksanaan sosiometri yaitu:
1.      Tahap Persiapan. Menentukan kelompok siswa yang akan diselidiki. Memberikan informasi atau keterangan tentang tujuan penyelenggaraan sosiometri. Mempersiapkan angket sosiometri.
2.      Tahap Pelaksanaan. Membagikan dan mengisi angket sosiometri. Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah angket sudah diisi dengan benar.
3.      Tahap Pengolahan. Memeriksa hasil angket, Mengolah data sosiometri dengan cara menganalisa indeks, menyusun table tabulasi, membuat sosiogram.

d.      Kegunaan Sosiometri :
Sosiometri dapat dipergunakan untuk :
1.      Memperbaiki hubungan insani.
2.      Menentukan kelompok kerja
3.      Meneliti kemampuan memimpin seseorang individu dalam  kelompok tertentuuntuk suatu kegiatan tertentu.
4.      Mengetahui bagaimana hubungan sosial / berteman seorang individu denganindividu lainnya.
5.      Mencoba mengenali problem penyesuaian diri seorang individudalamkelompok sosial tertentu.
6.      Menemukan individu mana yang diterima / ditolak dalam kelompok social tertentu.

e.       Norma-norma Sosiometri:
Baik tidaknya hubungan sosial individu dengan individu lain dapat dilihat dari beberapa segi yaitu :
1.      Frekuensi hubungan, yaitu sering tidaknya individu bergaul. makin sering individu bergaul, pada umumnya individu itu makin baik dalam segi hubungan sosialnya. Bagi individu yang mengisolir diri, di mana ia kurang bergaul, hal ini menunjukkan bahwa di dalam pergaulannya kurang baik.
2.      Intensitas hubungan, yaitu intim tidaknya individu bergaul. Makin
intim/mendalam seseorang dalam hubungan sosialnya dapat dinyatakan bahwa hubungan sosialnya makin baik.Teman intim merupakan teman akrab yang mempunyai intensitas hubungan yang mendalam.
3.      Popularitas hubungan, yaitu banyak sedikitnya teman bergaul. Makin banyak teman di dalam pergaulan pada umumnya dapat dinyatakan makin baik dalam hubungan sosialnya. Faktor popularitas tersebut digunakan sebagai ukuran atau kriteria untuk melihat baik tidaknya seseorang dalam hubungan atau kontak sosialnya.

f.       Manfaat Sosiometri:
Manfaat Sosiometri  dalam Bimbingan. Dengan mempelajari data sosiometri seorang konselor dapat :
Ø  Menemukan murid mana yang ternyata mempunyai masalah penyesuaian diri dalam kelompoknya.
Ø  Membantu meningkatkan partisipasi sosial diantara murid-murid dengan penerimaan sosialnya.
Ø  Membantu meningkatkan pemahaman dan pengertian murid terhadap masalah pergaulan yang sedang dialami oleh individu tertentu.
Ø  Merencanakan program yang konstruktif untuk menciptakan iklim sosial yang lebih baik dan sekaligus membantu mengatasi masalah penyesuaian di kelas tertentu.
Cara untuk menciptakan suasana / iklim sosial yang baik : Membentuk kelompok belajar / kelompok kerja, mempersatukan kelompok minoritas di dalam satu kelas, Menciptakan hubungan baik dan harmonis, membangun perasaan berhasil dan berprestasi, hendaknya ditanamkan rasa bahwa kalau kompak, akan berhasil baik.

F.     Study Kasus (case study)
Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya. Misalnya peserta didik yang sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal, atau kesulitan dalam belajar. Untuk itu guru menjawab tiga percayaan inti dalam studi kasus, yaitu:
·           Mengapa kasus tersebut bisa terjadi?
·           Apa yang dilakukan oleh seseorang dalam kasus tersebut?
·           Bagaimana pengaruh tingkah laku seseorang terhadap lingkungan?
Studi kasus sering digunakan dalam evaluasi, bimbingan, dan penelitian. Studi        ini menyangkut integrasi dan penggunaan data yang komprehensif tentang peserta didik sebagai suatu dasar untuk melakukan diagnosis dan mengartikan tingkah laku peserta didik tersebut. Dalam melakukan studi kasus, guru harus terlebih dahulu mengumpulkan data dari berbagai sumber dengan menggunakan berbagai teknik dan alat pengumpul data. Salah satu alat yang digunakan adalah depth-interview , yaitu melakukan wawancara secara mendalam, jenis data yang diperlukan antara lain, latar belakang kehidupan, latar belakang keluarga, kesanggupan dan kebutuhan, perkembangan kesehatan, dan sebagainya.
Namun, seperti halnya alat evaluasi yang lain, studi kasus juga mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah dapat mempelajari seseorang secara mendalam dan komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui selengkap-lengkapnya. Sedangkan kelemahannya adalah hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan, melainkan hanya berlaku untuk peserta didik itu saja.




















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan di atas maka dapat di kemukakan beberapa kesimpulan yaitu:
Ø  Teknik nontes merupakan prosedur pengumpulan data untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian siswa yang bersifat kualitatif
Ø  Jenis-jenis teknik nontes meliputi :
·         Teknik Observasi
·         Teknik Wawancara / Interview
·         Kuesioner / Angket
·         Pemeriksaan Dokumen (Ducumentary Analisis)
·         Sosiometri
·         Study Kasus (case study)
B.     Saran
Diharapkan para pendidik memahami bahwa evaluasi non tes juga sangat penting     disamping evaluasi tes. Karena tidak hanya dapat menilai berbagai aspek kognitif tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik dari peserta didik sehingga dapat dijadikan panduan untuk meningkatkan kualitas kependidikan.












DAFTAR PUSTAKA

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya