KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
Setiap instansi
atau setiap unit kegiatan kerja, terutama menyangkut banyak jiwa manusia,
selalu harus dipikirkan pula ”keselamatannya”. Karena laboratorium adalah
tempat bekerja karyawan, dosen, asisten dan mahasiswa maka perlu dipikrkan
keselamatan kerja dalam laboratorium tersebut. Keselamatan semua pihak merupakan tanggung jawab semua pengguna
laboratorium. Setiap individu memiliki kewajiban untuk menciptakan lingkungan
kerja yang aman, sesuai dengan kemampuan terbaik mereka. Salah satu metoda yang
disarankan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman adalah dengan
menggunakan petunjuk keselamatan kerja di dalam setiap aktivitas kerja di
laboratorium. Petunjuk kerja ini akan membantu mengidentifikasi bahaya yang
potensial terjadi di laboratorium, serta menyediakan persyaratan keamanan untuk
bekerja di laboratorium.
Laboratorium
adalah tempat menyimpan alat-alat yang mahal harganya demikian pula data-data
berharga lainnya, maka keselamatan ini meliputi:
·
Tempat bekerjanya
·
Alat dan bahan yang tersedia
·
Pekerjaan dan hasil karyanya
·
Hubungan antara pekerjaannya
·
Praktikan, asisten, mahasiswa,
dosen (pengguna lab)
·
Lingkungan
1.
Beberapa
catatan mengenai laboratorium yang menyimpan bahan-bahan kimia
a. Semua bahan
kimia harus tersimpan dalam botol atau kaleng yang sesuai dan tahan lama.
Sebaiknya di simpan di tempat-tempat yang kecil dan cukup untuk pemakaian
sehari-hari.
b. Tempat
persediaan untuk jangka panjang harus tersimpan dalam gudang bahan kimia yang
khusus/ gudang dalam tanah misalnya.
c. Setiap saat
bahan kimia harus diperiksa secara rutin, untuk menentukan apakah bahan-bahan
tersebut masih dapat digunakan atau tidak, dan perbaikan label yang biasanya
rusak. Bahan-bahan yang tak dapat digunakan lagi harus dibuang/ dimusnahkan
secara kimia.
d. Semua bahan
harus diberi tanda-tanda khusus, diberi label dengan semua keterangan yang
diperlukan misalnya.:
Ø
nama bahan
Ø
tanggal pembuatan
Ø
jumlah (isi)
Ø
asal bahan (merek pabrik dan
lain-lain)
Ø
tingkat bahaya yang mungkin
(racun, korosiv, higroskopis dll)
Ø
keterangan-keterangan yang perlu
(presentase, smbol kimianya dan lain-lain)
e. Di bawah ini
tanda-tanda yang sering digunakan secara internasional:
Ø POISON : Bahan-bahan yang bersifat racun
Ø FLAMMABLE :Bahan
yang mudah terbakar
Ø CORROSIVE : bahan yang dapat merusak jaringan hidup
Ø IRRITANT : Sedikt saja masuk ke tubuh dapat membakar kulit,
selaput lendir atau sistem pernapasan
Ø TOXIC : Sedikit saja masuk ke tubuh dapat menyebabkan
kematian atau sakit keras
Ø OXIDISING AGENT : Bahan yang dapat menghasilkan
panas bila bersentuhan dengan bahan lain terutama bahan-bahan yang mudah
terbakar
Ø EXPLOSIVE : Bahan yang mudah meledak bila kena panas, api
atau sensitif terhadap gesekan atau goncangan
Ø RADIOACTIVE : Bahan-bahan yang bersifat radioaktif
Ø HIGH VOLTAGE : Peringatan tegangan tinggi
Ø NO SMOKING
: Area dilarang merokok
Ø Area
dilarang menyalakan api
Ø Tanda
– tanda yang lain :
f. Sampah
·
Setiap laboratorium harus
memiliki tempat sampah yang khusus., sampah cair tidak dibuang di saluran air
hujan atau saluran saptiktang.
·
tempat sampah cair bahan kimia
·
tempat sampah reaktif
·
sampah radioaktif
·
sampah biasa
·
pembuangan air cucian
2.
Hal
–hal yang perlu di perhatikan dan tata tertib di dalam laboratorium.
Dalam laboratorium kimia sangat banyak bahan-bahan berbahaya. Oleh karena itu harus berhati-hati dalam melakukan kegiatan-kegiatan dalam laboratorium. Perhatikan label-label yang tertera pada kemasan zat tersebut (Baca : Rambu lalulintas bahan kimia). Untuk menghindari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika berada dalam laboratorium, yakni:
1. Dilarang keras merokok, makan, dan minum didalam ruangan laboratorium.
2. Jagalah agar semua senyawa dan pelarut jauh dari mulut, kulit, mata dan pakaian.
3. Hindarilah dari menghirup uat atau debu. Untuk mencium gas kibaskas gas menggunakan tangan sampai bau tercium.
4. Jangan mencicipi atau membawa makanan atau minuman dalam laboratorium.
5. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang volatil dan mudah terbakar.
6. Menggunakan kacamata pengaman atau gunakan penutup yang lebih besar untuk menutupi seluruh wajah.
7. Bagi yang menggunakan lensa kontak berhati-hati agar tidak ada bahan kimia yang masuk ke mata. Zat-zat yang bersifat korosif atau beracun dapat masuk dengan cepat ke bagian belakang lensa kontak, sehingga tidak mungkin dapat dicuci.
8. Menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Namun perlu diingat kerja menggunakan sarung tangan akan sedikit menghambat pekerjaan terutama dalam merangkai alat.
9. Selama bekerja dilaboratorium harus menggunakan baju laboratorium dan harus dikancingkan dengan baik untuk melindungi diri dan mencegah kontaminasi pada baju yang digunakan sehari-hari. Baju laboratorium harus dicuci secara teratur dan berhati bila telah terkontaminasi.
10. Jangan memanaskan, mencampur, menuang atau mengocok bahan kimia dekat wajah dan tubuh sendiri ataupun orang lain.
11. Jangan mengambil larutan menggunakan mulut, selalu gunakan filer pipet.
12. Berhati-hati terhadap asam dan basa kuat khusunya bila dipanaskan dan jangan pernah menambah air ke asam atau basa pekat.
13. Bahan-bahan yang menghasilkan gas yang berbahaya harus ditangani di lemari asam dan menggunakan sarung tangan pelindung. Bahan-bahan tersebut antara lain adalah halida fosfor, brom, semua klorida asam, anhidrida asam, asam nitrat berasap, larutan amonia pekat, cairan amonia, belerang dioksida.
14. Bahan-bahan kimia yang telah di ambil tidak boleh dikembalikan ke dalam botol stok dan jangan membuang pelarut ke wadah yang telah disediakan terutama bahan-bahan organik. Untuk bahan-bahan yang lain dibuang sesuai petunjuk pembimbing.
15. Jangan pernah memanaskan cairan organik meskipun sedikit atau dekat api. Selalu gunakan penangas air atau penangas minyak atau mantel pemanas listrik. Bila bekerja dengan eter, petroleum eter dan karbon disulfida diperlukan perhatian khusus karena bersifat volatil dan mempunyai titik nyala yang rendah, sehingga harus dipastikan tidak ada nyala api atau sumber api.
16. Jangan memanaskan cairan atau larutan terutama cairan organik ditempat yang terbuka. Jika ingin dipanaskan harus menggunakan kondensor yang dapat disusun sebagai refluks atau destilasi. Untuk semua cairan organik jangan pernah menguapkan ke udara.
17. Jangan pernah memanaskan sistem tertutup karena dapat terjadi ledakan.
18. Beberapa pelarut misalnya eter dan hidrokarbon dapat membentuk peroksida yang eksplosif secara spontan waktu disimpan. Destilasi pelarut yang mengandung peroksida sangat berbahaya, sebab residu peroksida dapat meledak dengan hebat bila dipanaskan. Oleh karena itu pelarut seperti ini tidak boleh diuapkan atau didestilasi.
3.
Bahaya
laboratorium dan usaha pertolongan pertama
Bekerja di laboratorium selalu ada
kemungkinan terjadi suatu kecelakaan. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan
adalah dengan jalan bekerja dengan hati-hati selama mengerjakan sesuatu. Di
samping itu dihindarkan bekerja sendirian tanpa teman di laboratorium.
Jika meja tempat bekerja selalu teratur,
kemungkinan terjadi kecelakaan dapat diminimalkan di bandingkan bekerja dengan
keadaan berantakan. Selain itu penting sekali pengetahuan tentang bahan-bahan
kimia yang berbahaya.
a.
Bahan-bahan
kimia yang merusak kulit.
Zat-zat kimia yang
termasuk kelompok ini antara lain:
Asam-asam kuat : H2SO4, HNO3,
HCL, HF
Basa-basa kuat : NaOH, KOH
Asam/basa lemah : H3PO4, CH3COOH,
NH4OH
Zat-zat lainnya : H2O2 pekat, Brom
cair, senyawa-senyawa krom, persusat, kapur klor, (NH4)2S,
dan lain-lain.
Bila perlu mengambil zat ini dengan
jumlah yang tepat harus menggunakan buret atau pipet dengan bola pengisap.
Janga sekali-kali menggunakan mulut. Menghindari kulit/mata dari bahan kimia :
waktu mengambil bahan/ cairan jangan sampai tercecer di luar botol, jangan
memanaskan bahan-bahan kimia terlalu cepat, jangan menengok kedalam
cawan/pinggan yang sedang dipakai untuk pemijaran.
b.
Gas-gas
racun
Untuk menghindari
kemungkinan termakan bahan-bahan kimia, maka janganlah makan/minum dengan
alat-alat laboratorium dan hindarkan merokok karena dapat menyebabkan
terhisapnya bahan-bahan kimia.
Ø Gas
CO (karbon monoksida)
Di laboratorium gas ini
terbentuk bila asam formiat atau asam oksalat dipanaskan dengan asam asam
sulfat pekat. Gas ini sering juga terdapat pada gas lampu. Eracunan gas ini
bisa menyebabkan sakit kepala, kepala pusing dan lelah.
Ø Gas
H2S (hydrogen sulfide)
Gas ini merupakan racun
kuat. Kepekatan 1000 ppm dalam waktu singkat dapat mematikan manusia, kepekatan
100 ppm sesudah satu jam berbahaya sekali untuk matadan paru-paru dan kepekatan
pada 0,1 ppm baunya nyata sekali. Jika ruangan telah berbau gas ini maka
ventilasi harus di buka lebar-lebar.
Ø Uap Hg (air raksa)
Menghirup gas yang
mengandung air raksa dapat menyebabkan sakit kepala, badab kurus, tangan
gemetar dan sakit gigi. Untuk pencegahan perlu bekerja dengan teliti bila
menggunakan air raksa. Jika air raksa tertumpah-timpah lama-kelamaan terbentuk
uap. Lantai harus disapu dengan suatu campuran tepung belerang, dan soda
kering. Dengan demikian terbentuk H2S yang tidak berbahaya.
Ø HCN
(asam sianida)
Asam sianida dan
garamnya adalah zat yang sangat beracun, baik jika masuk paru-paru maupun
melalui perut atau luka-luka. Larutannya tidak boleh di pipet dengan mulut.
Untunglah baunya jelas. Keracunan gas HCN akibatnya seperti gas CO.
Gas-gas lain yang juga beracun antara lain:
ü Arsen
hidrida (AsH3) menyebabkan sakit kepala, muntah dan mencret.
ü Nitrogen
dioksida (NO2) menyerang paru-paru dan menyebabkan batuk.
ü Klor
dan brom (Cl2 dan Br2)
c.
Zat-zat
yang mudah meledak
Pada pengerjaan dengan
bahan kimia mungkin berinteraksi dengan bahan-bahan yang mudah meledak antara
lain: zat-zat pekat, asam perklorat dengan adanya bahan-bahan organik, belerang
atau zat-zat organik, Natrium peroksida dengan karbon, serbuk Mg bila di
panaskan dengan zat-zat lembab, gas hydrogen dan juga campuran yang mengandung
nitrat atau klorat sering meledak bila dipanaskan. Juga masih banyak zat-zat
kimia yang mudah meledak.
4.
Beberapa
tindakan pertolongan pertama sederhana terhadap suatu kecelakaan
dilaboratorium.
a.
Terbakar :
luka-luka bakar harus ditangani dokter. Luka itu hanya boleh disiram dengan air
dingin. Luka bakar kecil disiram dengan air dingin dulu kemudian diobati dengan
asam pikrat, salfbutesin, salfatanin, atau larutan tannin 5%.
b.
Terkena asam
pada kulit atau baju : cuci dengan air sebanyak-banyaknya kemudian netralkan
dengan larutan amonia 5%.
c.
Terkena basa
pada kulit atau baju : disiram dengan air sebanyak-banyaknya kemudian netralkan
denga larutan asam borat 4% atau asam asetat 1%.
d.
Asam kuat masuk
mulut : keluatkan asam itu sebisa mungkin, mulut dicuci dengan air
bersih-bersih kemudian netralkan dengan Natrium bikarbonat 5%.
e.
Basa kuat masuk
mulut : keluarkan basa itu, mulut dicuci dengan air bersih dan netralkan dengan
asam asetat 4%. Berilah mineral aoil pada bibir untuk mencegah dehidrasi dan
pembengkakan.
f.
Terminum
asam-asam mineral atau asam-asam organik : bila salah satu asam jenis ini
terminum usahakan pemuntahan sebisa mungkin, atau gunakan stomach tube dan
karbonat-karbonat harus dihindarkan. Beri bubur magnesia atau air kapur.
g.
Terminum
basa-basa kuat : bila suatu basa jenis ini terminum, hindarkanlah stomach tube
atau pemuntahan. Berilah cuka 5% atau sari jeruk. Berilah 250 ml olive oil
setelah itu usahakan pemuntahan dengan meminum air hangat.
DAFTAR
PUSTAKA
http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/01/keselamatan-kerja-di-laboratorium-kimia/
Siallagan,
Jhonson DKK.2007. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Universitas Cenderawasih.
Jayapura.