Ekstraksi
pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling
baik dan populer. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan baik
dalam tingkat makro ataupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada
distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang
tidak saling bercampur , seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform.
Batasan nya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbada dalam
kedua fase pelarut.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu
komponen dari suatu campuran berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam
pelarut yang tidak saling bercampur. Ekstraksi pelarut umumnya
digunakan untuk memisahkan sejmlah gugus yang diinginkan dan mungkin merupakan
gugs pengganggu dalam analisis secara keseluruhan. Kadang-kadang gugus-gugs
pengganggu ini diekstraksi secara selektif.
Teknik
pengerjaan meliputi penambahan pelarut organik pada larutan air yang mengandung
gugus yang bersangkutan. Dalam pemilihan pelarut organik agar kedua jenis
pelarut (dalam hal ini pelarut organik dan air) tidak saling tercamupr satu
sama lain. Selanjutnya proses pemisahan dilakukan dalam corong pisah dengan
jalan pengocokan beberapa kali.
Untuk memilih jenis pelarut yang sesai harus diperhatikan
faktor-faktor sebagai berikut:
1. Harga
konstanta distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan konstanta
distribusi rendah untuk gugus pengotor lainnya.
2. Kelarutan
pelarut organik rendah dalam air
3. Viskositas
kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air
4. Tidak mudah
terbakar dan tidak bersifat racun
5. Mudah
melepas kembali gugus yang terlarut
didalamnya ntk keperluan analisa lebih lanjut
Ekstraksi dapat dilakukan secara kontinue atau bertahap, ekstraksi
bertahap cukup dilakukan dengan corong pisah. Campuran dua
pelarut dimasukkan dengan corong pemisah, lapisan dengan berat jenis yang lebih
ringan berada pada lapisan atas.
Dengan jalan
pengocokan proses ekstraksi berlangsung, mengingat bahwa proses ekstraksi
merupakan proses kesetimbangan maka pemisahan
salah satu lapisan pelarut dapat dilakukan setelah kedua jenis pelarut dalam
keadaan diam. Lapisan yang ada dibagian bawah dikeluarkan dari corong dengan
jalan membuka kran corong dan dijaga agar jangan sampai lapisan atas ikut
mengalir keluar. Untuk tujuan kuantitatif, sebaiknya ekstraksi dilakukan lebih
dari satu kali.
Analisis lebih lanjut
setelah proses ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti
volumetri, spektrofotometri dan sebagainya. Jika sebagai metode analisis
digunakan metode spekttrofotometri, tidak perlu dilakukan pelepasan karena
konsentrasi gugus yang bersangkutan dapat ditentukan langsung dalam lapisan
organik. Metode spektrofotometri dapat digunakan untuk pelarut air maupun
organik.
Ekstraksi padat
cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert
ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena
komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami
perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang
diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan
diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga
digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya. [Lucas, Howard J, David Pressman.
Principles and Practice In Organic Chemistry]
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
ekstraksi adalah:
- Tipe persiapan sampel
- Waktu ekstraksi
- Kuantitas pelarut
- Suhu pelarut
- Tipe pelarut
Ekstraksi lebih
efisien bila dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut yang lebih kecil
daripada jumlah pelarutnya banyak tetapi ekstraksinya hanya sekali (Arsyad,
2001).
Menurut Nerst jika
suatu solute (zat terlarut) terdistribusi antara dua cairan yang tidak saling
tercampur, maka dalam keadaan yang beresetimbangan terdapat hubungan devinit
antara konsentrasi zat terlarut dengan kedua cairan bersangkutan. Nerst
menyatakannya dalam suatu persamaan sebagai berikut :
Kd=A1A2
Keterangan :
Kd : Koefisien
distribusi.
A1 :
Konsentrasi spesi A pada fasa 1.
A2 :
Konsentrasi spesi A pada fasa 2.
Pemisahan berbagai ion
logam dapat dilakukan melakukan ekstraksi ini, yaitu dengan terlebih dahulu
membentuk spesi netral dari logam yang bersangkutan. Salah satu cara yang umum
dilakukan yaitu dengan pembentukan senyawa kompleks atau senyawa kelat logam
dengan pereaksiorganik yang bertindak sebagai ligan. Contohnya saja pada
percobaan ion logam (Mn+) dengan pereaksi difeniltiokarbazida atao
ditizon (HDz) akan membentuk senyawa kompleks yang netral sehingga dapat
tereaksi dari frasa air ke frasa organik.
Mn++ n HDz
M(Dz) + n H+
Berdasarkan persamaan
ini, Kd dalam hal ini tidak dapat digunakan karena terdapat perbedaan molekul
antara spesi awal dengan spesi yang terekstraksi. Karena lebih tepat digunakan
besaran angka distribusi.
D=CM
pada fasa organikCM pada fasa cair
CM = konsentrasi total M
Dengan perhitungan
semua kesetimbangan yang dapat terjadi pada sistem ekstraksi seperti ini, dapat
ditunjukkan pada hubungan kuantitatif antara angka berbanding dengan berbagai
parameter yang terlibat di dalamnya.
D=Keks[HDz]org[H3O+]air
Atau dalam bentuk
logaritmanya, dapat ditulis sebagai
logD=logKeks+nlog[HDz]org+n
pH
Keks=KDMDZnKf
KaKDHDZ
Keterangan :
KDM(Dz)n
: koefisien distribusi M(Dz)n
KDHDz
: Koefisian distribusi HDz
Kf
: Tetapan pembentukan kompleks M(Dz)n
Ka
: Tetapan Ionisasi HDz
Karena nilai Kf dan Kd
untuk masing-masing logam berbeda, maka nilai D juga berbeda, sehingga ion-ion
logam tersebut dapat dipisah satu dengan yang lainnya.
Sepektofotometri UV-Vis
memiliki kaitan dengan absorbtivitas molar, Trasmigrasi (T) merupakan fraksi
radiasi yang diteruskan.
T=ItIo
Untuk setiap panjang gelombang sinar
yang meewati spektometer, intensitas inar yang melewati selpembanding akan
dihitung yang biasanya disebut dengan Io dimana I adalah intensitas.
Intensitas sinar yang melewati sel juga dihitung untuk panjang gelombang yang
sama.
Jika I lebih kecil dari
Io, berarti sampel menyerap sebagian sinar. Selanjutnya perhitungan sederhana
dilakukan mengubah pada absorbsi yang disimbolkan dengan A. Hubungan antara
absorbsi dengan kedua intensitas adalah :
A=logIoI=logIT
Umumnya berdasarkan
diagram diatas akan didapati absorbsi berkisar antara 0-1. Absorbsi 0 pada suatu
panjang gelombang berarti sinar diteruskan . sedangkan absorbsi 1 didapat jika
sinar diserap sebesar 90%.
A=-log%T
Dalam hukum beer :
A=a.b.c
Keterangan :
A = Absorbsi.
a = Konstantan Absorbsi
b = Tebal Larutan.
c = Konsentrasi
larutan.
Untuk masing-masing
larutan menentukan absorbsinya pada panjang gelombang yang memberikan serapan
paling kuat. Gunakan wadah yang sama kemudian grafik yang tercipta antara
absorbsi (Y) dan konsentrasi di (X) disebut kurva kalibrasi
A.Prinsip dasar
dari Ekstraksi pelarut
Hukum fase
Gibb’s menyatakan bahwa :
P + V = C + 2
Keterangan : P = fase
C = Komponen
V = Derjat kebebasan
Pada ekstraksi pelarut , kita mempunyai
P = 2 , yaitu fase air dan organik, C= 1, yaitu zat terlarut di dalam pelarut
dan fase air pada temperatur dan tekanantetap, sehingga V = 1, jadi kita akan
dapat :
2 + 1 = 1+2, yaitu P + V = C + 2
B.Klasifikasi
Ekstraksi
Beberapa cara
dapat mengklasifikasikan sistem ekstraksi. Cara kalsik adalah
mengklasifikasikan berdasarkan sifat zat yang diekstraksi., sebagai khelat atau
sistem ion berasosiasi. Sekarang klasifikasi didasarkan atas proses ekstraksi.
Bila ekstraksi ion logam berlangsung , maka proses ekstraksi berlangsung dengan
mekanisme tertentu .
Golongan
ekstraksi berikutnya dikenali sebagai ekstraksi melalui solvasi sebab spesies
ekstraksi disolvasi ke fase organik. Golongan ekstraksi ketiga adalah proses
yang melibatkan pembentukan pasangan ion. Ekstraksi berlangsung melalui
pembentukan spesies netral yang tidak bermuatan diekstrksi ke fase organik. Sedangakan
kategori terakhir merupakan ekstraksi sinergis . Nama yang digunakan menyatakan
adanya efek saling memperkuat yang berakibat pada penambahan ekstraksi dengan
memanfaatkan pelarut pengekstraksi.
Tiga metode
dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap, ekstraksi kontinyu,
dan ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling
sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak
bercampur dengan pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi
kesetimbangan konsentrasi yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini
tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan (Khopkar, 1990).
Kesempurnaan
ekstraksi tergantung pada pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Hasil yang
baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah
pelarut sedikit-sedikit.
Macam Metode Ekstraksi :
1.
Ekstraksi Cara Dingin
Metoda
ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung,
tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud rusak karena
pemanasanan. Jenis ekstraksi dingin adalah :
Maserasi.
merupakan
proses ekstraksi menggunakan pelarut diam atau dengan beberapa kali pengocokan
pada suhu ruangan. Pada dasarnya metoda ini dengan cara merendam sample dengan
sekali-sekali dilakukan pengocokan. Umumnya perendaman dilakukan 24 jam dan
selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut baru. Ada juga maserasi kinetik yang
merupakan metode maserasi dengan pengadukan secara sinambung tapi yang ini agak
jarang dipakai.
Perkolasi.
merupakan
ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustive
extraction) yang umumnya dilakukan pada suhu ruangan. Prosesnya terdiri
dari tahap pengembangan bahan, maserasi antara, perkolasi sebenarnya
(penetesan/penampungan ekstrak) secara terus menerus sampai diperoleh ekstrak
yang jumlahnya satu sampai lima kali volume bahan, ini bahasa buku agak rumit
ya…? Prosedurnya begini: sampel di rendam dengan pelarut, selanjutnya pelarut
(baru) dilalukan (ditetes-teteskan) secara terus menerus sampai warna pelarut
tidak lagi berwarna atau tetap bening yang artinya sudah tidak ada lagi senyawa
yang terlarut.
2.
Ekstraksi Cara Panas
Metoda
ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara
otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandingkan cara dingin. Metodanya
adalah:
Refluks
merupakan
ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan pada titik didih pelarut tersebut,
selama waktu tertentu dan sejumlah pelarut tertentu dengan adanya pendingin
balik (kondensor). Umumnya dilakukan tiga sampai lima kali pengulangan proses
pada residu pertama, sehingga termasuk proses ekstraksi sempurna, ini bahasa
buku lagi. Prosedurnya: masukkan sampel dalam wadah, pasangkan kondensor, panaskan.
Pelarut akan mengekstraksi dengan panas, terus akan menguap sebagai senyawa
murni dan kemudian terdinginkan dalam kondensor, turun lagi ke wadah,
mengekstraksi lagi dan begitu terus. Proses umumnya dilakukan selama satu jam.
Ekstraksi
dengan alat Soxhlet
merupakan
ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan menggunakan alat
khusus sehingga terjadi ekstraksi konstan dengan adanya pendingin balik
(kondensor). Disini sampel disimpan dalam alat Soxhlet dan tidak dicampur
langsung dengan pelarut dalam wadah yang di panaskan, yang dipanaskan hanyalah
pelarutnya, pelarut terdinginkan dalam kondensor dan pelarut dingin inilah yang
selanjutnya mengekstraksi sampel.
Digesti
merupakan
maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu) yang dilakukan pada suhu lebih
tinggi dari suhu ruangan, secara umum dilakukan pada suhu 40ºC – 50ºC.
Infusa
merupakan
proses ekstraksi dengan merebus sample (khusunya simplisia) pada suhu 900C
macam –
macam pelarut ekstraksi:
1.
n-heksan
2.
etil asetat
3.
etanol
4.
metanol
5.
air
6.
klorofrom (pelarut organic)
7.
CHCL3 (pelarut organic)
8.
Karbon tetraklorida (pelarut organic)
9.
CCL4 (pelarut organic)
Ekstraksi
digolongkan menjadi dua macam ekstraksi yaitu:
1). Ekstraksi jangka
pendek atau disebut juga proses pengocokan
Hampir
dalam semua reaksi organik, dalam proses pemurniannya selalui melalui proses
ekstraksi (penarikan senyawa cair yang akan dimurnikan dari pelarut air oleh
pelarut organik dengan cara mengocoknya dalam corong pisah). Pelarut organik
yang biasa dipakai untuk melarutkan senyawa organik / ekstraksi ialah eter. Hal
ini dikarenakan eter merupakan pelarut yang memiliki sifat inert, mudah
melarutkan senyawa-senyawa organik, dan titik didihnya rendah sehingga mudah
untuk dipisahkan kembali dengan cara destilasi sederhana.
Cara
ekstraksi ini biasa dipergunakan dalam p embuatan ester, untuk memisahkan ester
dari pencampurnya dan pembuatan anilin, nitrobenzen, kloroform, dan preparat
organik cair lainnya.
Bahan
yang akan dipisahkan dalam suatu campuran akan terdistribusi diantara
pencampurnya dan pelarutnya membentuk dua fasa/lapisan. Dengan demikian
ekstraksi jangka pendek merupakan proses pengocokan yang dilakukan dengan
menggunakan corong pisah, setelah dikocok dengan kuat dengan mencampurkan
pelarut yang lebih baik bila didiamkan larutan akan membentuk dua lapisan.
Gambar ekstraksi jangka pendek dapat ditunjukan pada gambar di bawah ini:
Cara
melakukan ekstraksi jangka pendek (pengocokan) menggunakan corong pisah:
Senyawa cair yang akan diekstraksi dimasukan ke dalam corong pisah, ditambahkan ke dalamnya eter secukupnya, dikocok kuat-kuat untuk memudahkan menarik senyawa tersebut dari pelarut air. Diamkan sebentar sampai terjadi dua lapisan. Kemudian ke dua lapisan tersebut dipisahkan dengan membuka kran corong pisah, lapisan yang bawah akan mengalir ke bawah, ditampung dalam suatu wadah. Sedangkan lapisan atas dibiarkan tertinggal dalam corong pisah. Zat yang terlarut dalam eter (biasanya ada di lapisan atas, sebab berat jenis eter lebih kecil daripada berat jenis air) dikeringkan dengan cara menambahkan zat pengering, disaring masuk ke dalam labu destilasi.
Senyawa cair yang akan diekstraksi dimasukan ke dalam corong pisah, ditambahkan ke dalamnya eter secukupnya, dikocok kuat-kuat untuk memudahkan menarik senyawa tersebut dari pelarut air. Diamkan sebentar sampai terjadi dua lapisan. Kemudian ke dua lapisan tersebut dipisahkan dengan membuka kran corong pisah, lapisan yang bawah akan mengalir ke bawah, ditampung dalam suatu wadah. Sedangkan lapisan atas dibiarkan tertinggal dalam corong pisah. Zat yang terlarut dalam eter (biasanya ada di lapisan atas, sebab berat jenis eter lebih kecil daripada berat jenis air) dikeringkan dengan cara menambahkan zat pengering, disaring masuk ke dalam labu destilasi.
2). Ekstraksi jangka panjang
Ekstraksi
jangka panjang biasa dilakukan untuk memisahkan bahan alam yang terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan atau hewan. Senyawa organik yang terdapat dalam bahan alam
seperti kafein dari daun teh dapat diambil dengan cara ekstraksi jangka panjang
dengan menggunakan suatu alat ekstraksi yang disebut alat soxhlet.
Cara
melakukan ekstraksi jangka panjang menggunakan alat soxhlet:
Susun alat-alat soxhlet seperti yang ditunjukan dalam gambar. Masukan 5 gram zat sampel yang telah dihaluskan ke dalam timbel (bungkus dengan kertas saring) kemudian masukan ke dalam tabung soxhlet. Isi labu dengan pelarut kira-kira 2/3 bagiannya dengan cara memasukan pelarut tersebut melalui pendingin gondok/spiral sampai badan soxhlet terisi setengahnya. Panaskan dengan hati-hati dalam water bath dan refluks selama ± 4 jam (sampai warna pelarut dalam badan soxhlet pada saat kontak dengan cuplikan tidak berubah). Pisahkan pelarut dari zat yang diekstrak dengan mendestilasi pelarut secara langsung menggunakan alat soxhlet, caranya ambil timbel yang mengandung cuplikan kemudian panaskan labu sehingga pelarut yang jernih tertampung pada badan soxhlet kurang lebih 2/3-nya, kemudian masukan pelarut yang sudah dimurnikan ke dalam botol penampung sisa pelarut. Ulangi pemanasan sehingga dalam labu hanya terdapat zat sampel.
Perhatian:
- Zat sampel yang digunakan harus dalam keadaan kering. Hati-hati dalam menggunakan pelarut, perhatikan bagaimana sifat-sifatnya karena kebanyakan pelarut mudah terbakar jika kontak dengan api.
- Cara pengesetan alat harus dimulai dari bawah, sedangkan kalau ingin membuka dimulai dari atas.
Gambar soxhletasi:
Susun alat-alat soxhlet seperti yang ditunjukan dalam gambar. Masukan 5 gram zat sampel yang telah dihaluskan ke dalam timbel (bungkus dengan kertas saring) kemudian masukan ke dalam tabung soxhlet. Isi labu dengan pelarut kira-kira 2/3 bagiannya dengan cara memasukan pelarut tersebut melalui pendingin gondok/spiral sampai badan soxhlet terisi setengahnya. Panaskan dengan hati-hati dalam water bath dan refluks selama ± 4 jam (sampai warna pelarut dalam badan soxhlet pada saat kontak dengan cuplikan tidak berubah). Pisahkan pelarut dari zat yang diekstrak dengan mendestilasi pelarut secara langsung menggunakan alat soxhlet, caranya ambil timbel yang mengandung cuplikan kemudian panaskan labu sehingga pelarut yang jernih tertampung pada badan soxhlet kurang lebih 2/3-nya, kemudian masukan pelarut yang sudah dimurnikan ke dalam botol penampung sisa pelarut. Ulangi pemanasan sehingga dalam labu hanya terdapat zat sampel.
Perhatian:
- Zat sampel yang digunakan harus dalam keadaan kering. Hati-hati dalam menggunakan pelarut, perhatikan bagaimana sifat-sifatnya karena kebanyakan pelarut mudah terbakar jika kontak dengan api.
- Cara pengesetan alat harus dimulai dari bawah, sedangkan kalau ingin membuka dimulai dari atas.
Gambar soxhletasi:
C.Mekanisme
Ekstraksi
Proses
ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap , yaitu :
1. Pembentukan
Kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan ekstraksi.
2. Distribusi
dari kompleks yang terektraksi
3. Interaksinya
yang mngkin dalam fase organik.
·
Pembentukan Kompleks tidak bermuatan
Pembentukan
komleks tidak bermuatan merupakan tahap penting dalam ekstraksi . Jelaslah
bahwa kompleks bermuatan tidak akan terakstraksi sehingga mutlak kompleks
diekstraksi harus tampa muatan. Kompleks tidak bermuatan dapat di bentuk
melalui proses pembentukan khelat ( yaitu; khelat netral) , solvasi atau
pembentukan pasangan ion.
Pada fenomena
solvasi ataupun pada ekstraksi yang melibatkan pembentukan pasangan ion,
komleks yang terbentuk dapat berupa anion atau kation yang selanjutnya
berasosiasi dengan masing – masing kation atau anion lain untuk menghasilkan
kompleks tidak bermuatan yang dapat diekstraksi ke fase organik.
Pada tahap ini
penting unruk memperhatikan sifat kompleks logam dan faktor faktor yang
mempengaruhi pembentukannya . Pertama, akan dilihat kompleks koordinasinya .
Pembentukan kompleks oleh ion logam tergantung pada kecendrungan untuk mengisi
orbital atom kosong dalam usaha mencapai konfigurasi elektron yang stabil.
Sealama proses polarisasi , deformasi ion akan lebih disukai dengan logam
kation yang mempunyai muatan besar , ukuran ligan yang besar , dan dengan ion
logam yang mempunyai tipe konfigurasi atom gas yang bukan gas mulia. Biasa nya
kompleks bermuatan diusahakan untuk dinetralkan oleh muatan ion lain , untuk
memudahkan ekstraksi.
Kestabilan
kompleks koordinasi tergantung pada keasaman ion logam , kebasaan ligan yang
akan berkoordinasi, pertimbangan stereokimia serta konfigurasi kompleks yang
terbentuk . Jika logam mempunyai muatan atau valensi kation yang besar ,
keasamannya akan lebih besar pula.
kestabilan
kompleks logam bertambah dengan makin bertambahnya potensial ionik (Z2/2r)
. Pada Umumnya , orbital – orbital atom kosong pada unsur – unsur transisi
mendukunga adanya koordinasi . Kompleks yang berasal dari unsur – unsur yang
lebih elektronegatif cendrung lebih stabil. Kita dapat memberikan skala
selektivitas dari bermacam ligan pembentuk kompleks sebagai berikut :
CN-> SCN->
F-> OH-> Cl-> Br-> I-
( Unuk aniaon)
NH3> RNH2>
R2NH > R3N ( Untuk ligan netral)
Golongan
kompleks yang paling penting adalah Khelat. Ligan pengkhelat memunyai peranan
penting dalam ekstraksi logam sebab banyak logam – logam yang dapat tereksitasi
dan sekaligus dipisahkan . Khelat logam merupakan tipe senyawa koordinasi
dimana ion logam bergabung dengan basa polifungsional yang mampu menempati dua
atau lebih pposisi pada lingkaran koordinasi dari ion logam untuk membentuk
senyawa siklik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pembentukan khelat
- Kekuatan basa dari gugus fungsi
- Elektronegativitas dari atom berkaitan
- Ukuran dan jumlah dari cicin khelat yang terbentuk
Tahap
berikutnya yang penting pada mekanisme ekstraksi adalah proses distribusi dari
zat yang terekstraksi ke fase organik. Distribusi tergantung pada bermacam
faktor, yaitu :
- Kebasaan ligan
- Faktor stereokimia
- Adanya garam pada sistem ekstraksi
Ada beberapa
elektrolit yang mempunyai kemampuan mempertinggi ekstraksi dari kompleks. Peran
utama dari elektrolit ini adalah :
Mempertinggi
kosentrasi kompleks anion melalui mekanisme aksi massa sehingga akan
menambahkan kosentrasi kompleks dan mempertinggi ekstraksi
Akibat ikatan
molekul air dengan ion elektrolit menjadikan pelarut tidak bebas lagi.
Konstanta
dielektrik dari fase akua berkurang dengan bertambahnya kosentrasi garam,
selanjutnya akan mempertinggi pembentukan asosiasi ion.
Terakhir dalam
pembahasan mekanisme ekstraksi adalah interahsi pada fase organik. Interaksi
ini mempengaruhi kosentrasi kompleks dan tingkat ekstraksi yang dihasilkan.
Pada ekstraksi dengan mekanisme solvasi , polimerisasi dapat terjadi. Pada
kosentrasi yang besar , polimerisasi dapat terjadi . Pada kosentrasi besar ,
polimerisasi berlangsung cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar