KIMIA AIR
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kimia lingkungan
Oleh :
Kelompok
II
Ade
Ainun N.Z (0110140198)
Alia
Pairunan ( 0110140734)
Habidah
(0110140052)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan senyawa kimia yang sangat
penting bagi kehidupan umat manusia serta mahluk hidup lainnya, karena air
memiliki fungsi yang besar bagi kehidupan manusia dan mahluk lainnya yang tidak
dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan
manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri, membersihkan ruangan
tempat tinggal , menyiapkan makan dan minum sampai dengan aktivitas lainnya.
Dalam jaringan hidup, air merupakan
medium untuk berbagai reaksi dan proses eksresi. Air merupakan komponen utama
baik dalam tanaman maupun hewan termasuk manusia. Transportasi zat-zat makanan
dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air. Juga hara-hara
dalam tanah hanya dapat diserap oleh akar dalam bentuk larutan. Oleh karena
itu, kehidupan tidak dapat berlangsung dan dipertahankan tanpa air. Air yang
diperlukan sebagian besar dari air tanah dan air permukaan yaitu sungai, dan
oleh sebap itu kuantitas dan kualitas sungai sebagai sumber air harus
dipelihara.
Kimia air
merupakan suatu ilmu yang mempelajari
tentang pembentukan air dan nsure-unsur yang menjadi penyusunnya. Jadi kimia
air merupakan ilmu yang berhubungan dengan
air sungai, danau, lautan, air tanah dan air permukaan, yang meliputi
distribusi dan sirkulasi dari bahan-bahan kimia dalam perairan alami serta
reaksi-reaksi kimia dalam air.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SUMBER DAN KEGUNAAN AIR
Air menutupi hampir 71% permukaan bumi .
Air sebagian sebagian terdapat dilaut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es
(di kutup dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan,
hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam objek-objek
tersebut bergerak mengikuti suatu siklus
air, yaitu melalui penguapan,hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah
(mata air, sungai, muara) menuju laut.
Air permukaan terdapat dalam danau,
sungai dan sumber-sumber air lainnya, sedangkan air tanah terdapat di dalam
tanah . Terdapat perbedaan kandungan berbagai zat antara air permukaan dan air
tanah. Air permukaan mengandung bahan
organic mudah terurai dalam konsentrasi tinggi yang secara normal akan mengandung
bakteri dalam jumlah tinggi pula yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap
kualitas air permukaan, sehingga diperlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum
di komsumsi.
Air tanah sebagian besar mikroorganisme
yang semula ada dalam air tanah telah berangsur-angsur disaring oleh lapisan-lapisan
tanah sewaktu air meresap dalam tanah
tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa air tanah juga dapat tercemar.Air sangat
berguna bagi kelangsungan semua mahluk hidup, karena memiliki fungsi/kegunaan
yang sangat besar yaitu sebagai sumber kehidupan yaitu air minum, mandi,
memasak, mencuci, dan masih banyak hal lainnya yang semuanya membutukaan air.
Air selain dapat dimanfaatkan seperti
yang telah disebutkan diatas, air juga
memiliki kegunaan diantaranya :
·
Air dapat
melarutkan zat tertentu, seperti: gula, garamdan masih banyak lagi
·
Untuk keperluan irigasi
·
Sebagai sumber daya alam (missal: PLTA)
·
Sebagai sarana transportasi.
B.
SIFAT-SIFAT AIR
Ilmu
yang mempelajari tentang air disebut ilmu hidrologi. Ada dua cabang dari ilmu
ini yaitu limnology, yang mempelajari sifat-sifat air tawar dan oseanografi
yang mempelajari tentang lautan. Kedua cabang ilmu ini mempelajari sifat-sifat
perairan alami termasuk didalamya sifat kimia, fisik dan biologi air.
Air
meerupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom H dan O. sebuah molekul air
terdiri dari sato atom O yang berikatan kovalen dengan dua atom H. molekul air
yang satu dengan molekul-molekul air lainnya bergabung dengan satu ikatan
hydrogen antara atom H dengan atom O dari molekul air yang lain. Adanya ikatan
hydrogen inilah yang menyebabkan air mempunyai sifat-sifat yang khas.
Sifat-sifat
penting air:
NO
|
SIFAT
|
EFEK DAN KEGUNAAN
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
.
8.
|
Pelarut yang
sangat baik
Konstanta
dielektrik paling tinggi diantara cairan murni lainnya
Tegangan
permukaan lebih tinggi dari pada carian lainnya
Transparan
terhadap cahaya tampa dan sinar yang mempunyai panjang
gelombang
lebih besar dari ultraviolet
Bobot jenis
tertinggi dalam bentuk cairan (fasa cair) pada 40C
Panas
penguapan lebih tinggi dari pada material lainnya.
Kapasitas kalor
lebih tinggi dibandingkan dengan cairan lain kecuali ammonia
Panas laten dan pelaburan lebih tinggidari pada cairan
lain kecuali ammonia.
|
Transport
zat-zat makanan dan bahan buangan yang dihasilkan proses biologi
Kelarutan
dan ionisasi dari senyawa ini tinggi dalam larutannya.
Factor pengendali dalam fisiologi; membentuk fenomena tetes
dan permukaan
Tidak berwarna, mengakibatkan
cahaya yang dibutuhkan untuk fotosintesis mencapai kedalaman tertentu.
Air beku (es)mengapung,
sirkulasi vertical menghambat stratifikasi badan air
Menentukan transfer panas dan
molekul air antara atmosfer dan badan air
Stabilisasi dari temperature
organisme dan wilayah geographis
Tempratur stbil pada titik
beku
|
|
|
|
|
|
C.
SIFAT-SIFAT BADAN AIR
Air permukaan terutama terdapat dalam
bentuk aliran sungai, danau, dan waduk/kolam. Danau dapat diklasifikasikan
sebagai oligotropik, eutropik, atau dystropik. Danau oligotropik adalah danau yang relatife muda. Danau
ini dalam dan berair jernih, kurang mengandung zat hara akibatnya kurang
produktif untuk aktifitas biologis. Danua eutropik lebih banyak mengandung zat
hara sehing airnya agak keruhdan lebih dapat menunjang kehidupan aquatik. Danau
ini umurnya relatih lebih tua dibandingk oligotropik. Danau yang umurnya lebih
tua di klasifikasikan sebagai danau Dystropik. Danau ini dangkal, dipenuhi
dengan tumbuhan air dan biasanya airnya berwarna serta mempunyai pH yang
rendah.
Aliran sungai diklasifikasikan dalam tahapan, yaitu
stadium lahir, muda, dewasa dan umur tua. Pada stadium lahir sungai belum
tererosi, ir tanah berperan penting pada
stadium ini sehingga pada musim kemarau sungai muda masih di dukung oleh aliran
air tanah tetapi, aliran sungai berjalan secara kontinu. Sungai stadium dewasa,
air sungai umumnya bersih dan lebih dalam disbanding sungai muda sedangkan
sungai tua lebih dalam lagi telah hamper mencapai tingkat dasar geologinya.
Adanya hubungan antara suhu dengan bobot jenis air.
Hubungan khas ini menyebabkan pembentukan lapisan-lapisan yang berbeda dalam
badan air, terutama air danau.Selama musim panas lapisan permukaan danau atau epilimnion dipanaskan oleh radiasi
matahari, sehingga bobotnya lebih kecil. Lapisan ini mengapung di atas lapisan
dasar atau hypolim nion. Lapisan di
antaranya disebut thermoclyne.
Fenomena ini disebut strasifikasi termal.ketika terjadi perbedaan suhu antara
dua lapisan, air tidak tercampur dan memiliki sifat-sifat kimia dan biologi
yang berbeda.
Dari hasil fotosintesis tumbuhan seperti ganggang epilim
nion mengandung oksigen terlarut yang rerlatif lebih tinggi dibandingkan
lapisan lainnya, pada umumnya bersifat aerobic. Dihipolim nion, bahan-bahan
organic mudah diuraikan oleh bakteri-bakteri pengurai yang menyebabkan air di
lapisan ini kekurangan oksigen sehingga bersifat anaerobic. pada saat suhu
epilim nion dan hipolim nion sama, seluruh badan air yang tidak berbeda.
Hilangnya strasifikasi termal ini menyebabkan badan air mempunyai satu satuan
hidrologi dan proses pencampuran yang terjadi di kenal sebagai peristiwa pembalikan. Selama peristiwa
pembalikan, sifat-sifat kimia dan badan air menjadi lebih seragam. Aktifitas
biologis dapat meningkat yang diakibatkan oleh pencampuran zat-zat yang lebih
sempurna.
Tipe lain dari badan air adalah estuaria. Estuaria di
bentuk oleh pertemuan aliran air tawar ke dalam air asin sehingga badan air ini
mempunyai sifat-sifat kimia dan biologi yang unik.Sifat kimia dan biologi dari
lautan juga sangat unik disebabkan oleh kedalaman air yang cukup tinggi, kadar
garam juga yang tinggi dan factor-faktor lainya.
D.
SIFAT-SIFAT KIMIA PERAIRAN
Air secara alamiah tidak
pernah di jumpai dalam keadaan betul-betul murni. Ketika air mengembun di udara
dan jatuh di permukaan bumi, air tersebut telah menyerap debu atau melarutkan
oksigen, karbon dioksida dan berbagai jenis gas lainnya. Kemudian air tersebut,
baik yang diatas maupun dibawah permukaan tanah waktu mengalir menuju ke
berbagai tempat yang lebih rendah letaknya, melarutkan berbagai jenis batuan
yang dilaluinya atau zat-zat organic lainnya. Selain itu sejumlah kecil hasil
uraian zat organic seperti nitrit, nitrat, amoniak dan karbon dioksida akan
larut kedalamnya. Sebagai suatu system yang terbuka perairan mempunyai berbagai
variable input dan output dari energy dan materi. Maka dari itu gambaran yang
tepat dari sifat-sifat kimia perairan didasarkan pada alkalinitas/aksiditas,
kelarutan, konstanta pembentukan kompleks, potensial redoks dan pH.
a.
Alkalinitas
Kapasitas air untuk menerima protein disebut alkalinitas.
Alkalinitas penting dalam perlakuan air seperti pada proses pengolahan air
limbah industry atau limbah domestic. Air yang sangat alkali atau bersifat basa
sering mempunyai pH tinggi dan umumnya mengandung padatan penting dalam
penentuan kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan ganggang dan kehidupan
perairan lainnya.
Komponen utama yang memegang peran menentukan alkalinitas
perairan adalah ion bikarbonat, ion karbonat dan ion hidrosil.
HCO3- +
H+ CO2
+ H2O
CO32- +
H+ HCO3-
OH- + H+ H2O
Yang sedikit menyumbang alkalinitas adalah ammonia dan
konyugat basa-basa dari asam-asam fosfat, slikat borat dan asam-asam organic.
Alkalinitas umumnya dinyatakan sebagai alkalinitas fenolftalein yaitu proses
situasi dengan asam untuk mencapai pH 8,3 dimana HCO3- merupakan ion terbanyak, dan alkalinitas
total, yang menyatakan situasi dengan asam menuju titik akhir indicator metal
jingga (pH 4,3), yang ditunjukan oleh berubahnya kedua jenis ion karbonat dan
bikarbonat menjadi CO2-.
Jika pH merupakan factor intensitas, alkalinitas
merupakan factor kapasitas, dimana kapasitas itu merupakan kapasitas air
tersebut untuk menetralkan asam. Oleh karena itu kadang-kadang penambahan
alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah supaya air itu tidak menjadi
asam.
Dalam kebanyakan air alami alkalinitas disebabkan oleh
adanya HCO3- dan sedikit adanya CO32-,
dan air dengan alkalinitas tinggi mempunyai konsentrasi karbon organic yang
tinggi. Dalam media dengan pH rendah, ion hydrogen dalam air mengurangi
alkalinitas.
b.
Aciditas
Pada system perairan alami
aciditas adalah kapasitas air untuk menetralkan OH-. Asiditas tidak
dipergunakan sesering alkalinitas dan umumnya tidak mempunyai arti yang penting
seperti alkalinitas pada perairan yang tidak tercemar. Penyebab dari asiditas
umumnya adalah asam-asam lemah seperti HPO42-, H2PO4-
, CO2, HCO3-, protein dan ion-ion logam
yang bersifat asam terutama Fe3+.
Penentuan asiditas lebih sukar
dibandingkan alkalinitas. Hal ini disebabkan oleh adanya dua zat utama yang
berperan yaitu CO2 dan H2S yang keduanya mudah menguap,
yang mudah hilang dari sample yang diukur.
CO2 +
OH HCO3-
H2S +
OH- HS- +
H2O
Hal tersebut berakibat
terjadinya kesukaran dalam pengawetan contoh air yang baik terhadap adanya
gas-gas tersebut untuk dianalisa.
Asam mineral bebas dipakai
dalam asam-asam kuat seperti H2SO4 dan HCl dalam air. Air
tambang asam mengandung asam-asam mineral bebas dengan konsentrasi yang cukup
berarti. Bila total asiditas di tentukan oleh situasi dengan basa sampai titik
akhir flenolftalein (pH 8,2 ), maka untuk asam mineral bebas ditentukan oleh situasi
dengan titik akhir indicator metal jingga pada pH 4,3.
Sifat asam dari ion-ion logam
yang terhidrat dapat berperan terhadap asiditas, seperti :
Al ( H2O)6
Al (H2O)5 OH2+ +
H+
Pada pengolahan air limbah,
terutama limbah industry penentuan asiditas menjadi penting untuk
memperhitungkan jumlah kapur atau zat-zat lain yang harus ditambahkan dalam
proses pembiakan air limbah.
c.
Terjadinya senyawa kompleks
Dalam air ion logam dapat bergabung dengsn ion negative, atau dengan
senyawa netral membentuk sebuah kompleks atau senyawa koordinasi. Sebuah
kompleks mengandung sebuah atom logam pusat dimana terikat electron-elektron
yang dimiliki oleh ligan sebagai donor elektronnya. Ligan-ligan dapat bermuatan
negative atau netral. Kompleks yang dihasilkan dapat bermuatan netral, positif
atau negative. Ligan-ligan tersebut terdapat dalam daerah lengkung koordinasi
atom logam pusat. Ligan-ligan dalam daerah lengkung koordinasi dibentuk dalam
suatu pola struktur tertentu. Oleh karrena itu, dalam larutan ligan-ligan dari
banyak senyawa kompleks akan berubah dengan cepat pada larutan yang berbeda.
Bilangan koordinasi dari sebuah logam atau ion adalah jumlah kelompok donor
electron yang diikat kepada logam itu. Bilangan-bilangan koordinasi yang paling
umum adalah 2,4 atau 6. Senyawa kompleks berinti banyak mengandung dua atau
lebih atom-atom logam yang terikat bersama-sama melalui jembatan ligan-,
yang sering terjadi adalah OH- bila ion kadnium bergabung
dengan ion sianida,
Cd2+ +
CN- CdCN+
Maka terbentuk ion kompleks CdCN+. Selanjutnya bila ion-ion
sianida ditambahkan akan membentuk senyawa kompleks yang lebih lemah, yang
lebih mudah terdisosiasi.
Cd ( CN )2, Cd ( CN )3, dan Cd ( CN ) 42+
Dalam contoh tersebut ligan sianida disebut sebagai ligan unidentat, yang
berarti hanya mempunyai satu tempat untuk mengadakan ikatan pada ion logam
pusat kadnium. Kompleks ligan unidentat relativ kurang penting dalam larutan
diperairan alami.
Kompleks yang paling penting adalah senyawa kompleks dengan senyawa
pengkelat. Pengkelat mempunyai lebih dari satu atom yang dapat diikat pada
sebuah ion logam pusat pada suatu waktu untuk membentuk sebuah struktur cincin.
Ion pyrofosfat, P2O74+ mengikat pada dua tempat
terhadap sebuah ion kalsium membentuk sebuah kelat.
Kelat lebih stabil dibandingkan dengan kompleks yang melibatkan ligan-ligan
unidentat karena mampu berikatan dengan sebuah ion logam pada lebih dari satu
tempat secara simultan. Ligan –ligan yang ditemukan diperairan alami dan air
buangan terdiri dari bermacam-macam gugus fungsi senyawa organic yang dapat
memberikan electron-elektron yang dibutuhkan untuk mengikat ligan pada ion-ion
logam.
O
||
_ C _ O
karboksilat
R _ NH2
Amino aromatic
O-
|
C
fenoksida
//
\\
O
||
O _ P _ O fosfat
|
O
Kompleks ligan dengan ion-ion logam umumnya terjadi secara alamiah dalam
perairan yang tidak tercemar dan dalam system biologi ( Mg2+, Ca2+,
Mn2+, Fe2+, Fe3+, Cu2+, Zn2+
dan VO2+). Ion-ion ini dapat juga mengikat ion-ion logam kontaminan
umum seperti : CO2+, Ni2+, Sr2+, Cd2+,
dan Ba2+. Banyaknya pengaruh
berbahaya dari logam-logam toksik diakibatkan oleh pergantian dari ion-ion
logam yang terjadi secara alamiah dalam pembentukan kompleks oleh ion-ion logam
kontaminan.
Pada
umumnya, pembentukan kompleks dalam perairan alami melibatkan banyak reaksi
penting. Hal ini mencakup perubahan-perubahan bilangan oksidasi logam, seperti
halnya yang terjadi pada oksidasi-reduksi, dikarboksilasi atau reaksi-reaksi
hidrolistis dan ligan.
d.
Pentingnya senyawa kompleks
dalam perairan
Banyak
ion logam yang ditemukan dalam system perairan alami terutama ion-ion yang
didapat dalam konsentrasi yang sangat
renik, membentuk komplaks kuat dengan berbagai macam pengaruh seperti :
1. Hilangnya ion-ion
logam dalam larutan
2. Perubahan potensial
redoks yang ada
3. Pembentukan
kompleks juga melarutkan ion-ion dari senyawa logam tidak larut.
Senyawa-senyawa kompleks dari logam seperti besi, dalam senyawa haemoglobin
dan magnesium dalam klorofil merupakan senyawa-senyawa vital dalam proses
kehidupan. Secara alamiah terjadinya zat-zat pengompleks organic, asam humat
dan asam sulfat, mengikat ion-ion logam dengan kuat dan ditemukan dalam perairarn dan daratan. Zat-zat pengompleks
sintesis seperti natrium-tripolifosfat, natrium etilendiamin tetra asam (EDTA),
natrium sitrat dan natrium nitriloasetat (NTA) dihasilkan dalam jumlah banyak
dan hamper ditemmukan sepanjang perjalanan dari sumber buangan sampai ke system
perairan.
Pupuk fosfat cair dalam bentuk ammonium polifosfat merupakan sumber
pencemar yang sangat popular. Salah satu factor yang memberikan nilai dari
pupuk polifosfat adalah kapasitasnya untuk bertindak sebagai zat pengkelat,
melarutkan ion-ion logam dari hara mikro dalam tanah dan menjadiakan logam-logam
esensial lebih berguna bagi tanaman.
Zat-zat pengompleks dalam air buangan perlu mendapat perhatian yang pertama
sebab interaksinya ini dimulai pada sumber zat pengompleks, dimana logam-logam
berat seperti tanah hitam dan tembaga dapat dilarutkan dari permukaan pematrian
yang kemudian masuk kedalam ekosistem perairan melalui proses pengolahan limbah
secara biologis.
Beberapa logam yang terdapat dalam jumlah ssangat sedikit merupakan unsure
penting untuk pertumbukan ganggang. Logam-logam yang harus ada dalam
konssentrasi rendah dalam medium ganggang adalah Cu, Fe, Zn, Ca, Mn, dan Mo.
Logam-logam ini membentuk kelat-kelat logam yang relative kuat. Beberapa
diantaranya terdapat sebagai ion logam terhidarasi sederhana seperti Cu (H2O)x2+,
Fe (H2O)x3+, dan Mn (H2O)x2+ yang
tidak stabil dan mengendap sebagai hidroksida-hidroksida atau jenis-jenis
lainnya yang tidak larut.
Kesetabilan senyawa kompleks berkaitan dengan berbagai sifat ion logam dan
ligan. Berikut ini merupakan hal-hal yang sangat penting :
1.
Ukuran dan keadaan oksidasi dari logam. Logam dengan
ukuran lebih kecil dengan keadaan oksidasi positif lebih tinggi membentuk
kompleks yang lebih kuat.
2.
Perubahan energy bebas dari pembentukan kompleks
tergantung pada perubahan entropi dan entalpi reaksinya.
3.
Konfigurasi electron dari ion metal.
4.
Kekuatan dan kelemahan dari perpaduan antara logam dan
lligan.
E.
MIKROORGANISME SEBAGAI KATALIS
REAKSI KIMIA PERAIRAN
Mikroorganisme, seperti
bakteri, cendawan dan ganggana merupakan katalis hidup yang dapat mempengaruhi
sejumlah proses-proses kimia yang terjadi dalam air dan tanah. Sebagian besar
reaksi-reaksi kimia penting yang terjadi dalam perairan, terutama yang melibatkan
bahan-bahan organic dan proses oksidasi-reduksi terjadi melalui perantara
bakteri. Ganggang merupakan produsen primer bahan organic biologis (biomas)
dalam air. Cendawan dan beberapa jenis bakteri menghancurkan senyawa organic
yang kompleks menjadi senyawa-senyawa yang sederhana (sebagai perombak), oleh
sebab itu memerlukan energy yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
metabolismenya. Perombak hanya dapat menggunakan energy kimia,bsehingga
beberapa perubahan kimia yang dipengaruhinya akan kehilangan energy bebas
nitro. Dengan demikian, dibandingkan dengan organisme yang lebih tinggi, penggunaan
energy oleh bakteri dan cendawan sangat efisien. Cendawan dan bakteri diatas
tanah merubah biomas mati menjadi bahan-bahan organic yang kemudian beberapa dari
produk ini masuk keperairan.
a.
Ganggang
Dalam
ekosistem akuantik ganggang merupakan organism mikroskopis umum yang berfungsi
sebagai produsen hidup dari hara-hara anorganik dan menghasilkan bahan organic
dari karbon dioksida melalui reaksi fotosintesis. Hara-hara umum yang
dibutuhkan oleh ganggang adalah karbon yang berasal dari CO2 atau
HCO3-, nitrogen umumnya sebagai NO3-,
fosfor yang sebagian dalam bentuk ortofosfat, belerang sebagai SO42-
dan unsure-unsur renik termasuk natrium, kalsium, magnesium, besi, kobalt, dan
molipden.
Dalam
ketiadaaan cahaya ganggang memetabolisme bahan organic dalam hal yang sama
seperti organism nonfotosintetik yaitu melakukan metabolismenya dengan
menggunakan energy kimia dari degradasi simpanan pati atau lemak, atau dari konsu,msi
protoplasma ganggang itu sendiri.
b.
Cendawan
Jenis mikroorganisme lainnnya yang memberikan pengaruh
terhadap perairan adalah cendawan. Cendawan tidak tumbuh baik dalam air, tetapi
cendawan memberikan peranan yang cukup besar dalam penentuan komposisi air
karena produksi yang cukup banyak dari hasil-hasil dekomposisi oleh cendawan
darat yang akhirnya masuk keperairan.
Cendawan adalah organism nonfotosintetik,membutuhkan
oksigen untuk kehidupan (organism aerobic ), dan umumnya tumbuh dengan subur dalam
media yang lebih asam daripada bakteri. Cendawan juga lebih toleran terhadap
konsentrasi ion-ion logam berat yang lebih tinggi dibandibgkan bakteri.
c.
Bakteri dan klasifikasinya
Bakteri dapat dibagi menjadi dua golongan utama autropik
dan bakteri hetrotropik. Untuk pertumbuhannya baktri autrotropik tidak
tergantung dari bahan organic, dan hidup dengan sempurna dalam medium
anorganik. Bakteri ini menggunakan karbon dioksida atau jenis-jenis karbonat
lain sebagai sumber karbon dan jumlah sumber energy yang digunakan tergantung
dari jenis bakterinya.
Sebuah contoh dari jenis autrotropik adalah gallionela.
Dengan adanya oksigen bakteri ini tumbuh dalam suatu medium yang mengandung NH4Cl,
fosfat, garam-garam mineral, CO2- sebagai sumber karbon,
dan FeS padat sebagai sumber energy. Reaksi dibawah ini merupakan reaksi yang
menghasilkan energy :
4 FeS + 9 O2 + 10 H2O 4 Fe (OH)3 +
4 SO42- + 8
H+
Pembentukan endapan Fe (OH)3 diikuti oleh
pertumbuhan bakteri tersebut.
Dengan
bahan-bahan anorganik paling sederhana, bakteri autotropik harus mensintesis
semua protein yang sangat kompleks, enzim, dan bahan-bahan lainnya yang
dibutuhkan untuk proses kehidupan. Hal ini melibatkan proses biokimia yang
sangat kompleks. Oleh karena komsumsi dan produksi bakteri autotropik meliputi
kisaran mineral-mineral yang sangat luas, maka bakteri autotropik ikuti serta
dalam banyak perubahan biokimia.
Bakteri
heterotropik tergantung dari senyawa-senyawa organic baik untuk energinya
maupun untuk karbon yang diperlukan untuk pembentukan biomasnya. Bakteri
heterotropik lebih umum terdapat diperairan dibandingkan dengan bakteri
autotropik. Bakteri ini merupakan mikroorganisme yang dalam eksosistem
berfungsi menghancurkan bahan-bahan organic, dalam proses pengolahan air buangan
( air limbah) secara biaologios.
Klasifikasi lain dari bakteri yaitu dari kebutuhan
oksigen molekuler, sebagai bakteri earodik dan anaerobic. Bakteri aerobik
membutukan oksigaen sebagai akseptor ( penerima) electron, seperti terlihat
dari reaksi dibawah ini :
O2 + 4H+
+
4 e- 2H2O
Bakteri anaerobic
tidak membutuhkan oksigen dan kadang kala oksigen mokuler sangat toksik
terhadap bakteri anaerobic. Hasil perombakan senyawa-senyawa kimia dalam
lingkungan oleh kedua jenis bakteri ini berbeda. Sebagai contoh, degradasi (
perombakan ) anaerobic bahan organic oleh bakteri metan akan menghasilkan gas
metana, sedangkan
CH2O ½ CH4
+
½ CO2
Degradasi aerobic bahan organic oleh bakteri aerobic
(artinya membutuhkan oksigen) tidak menghasilkan gas metana.
CH2O + O2 CO2
+ H2O
Bakteri jenis
lainnya adalah bakteri fakultatif yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas
bila oksigen molekuler tidak tersedia. Ion nitrat dan ion sulfat merupakan
pengganti oksigen dalam perairan. Sebagai contoh, dengan ketiadaan oksigen ion
nitrat dapat direduksi menjadi ion nitrit dan ion sulfat direduksi menjadi H2S.
NO3- +
2 H+ + 2 e- NO2- +
H2O
SO42- +
10 H+ + 8 e-
H2S 4H2O
Mengingat mikroorganisme
dapat berfungsi sebagai katalis terhadap reaksi-reaksi perairan, maka terdapat
enzim-enzim sebagai katalis untuk reaksi-reaksi biokimia di dalam
mikroorganismen tersebut. Enzim-enzim ini diberi nama dengan penambahan akhiran
ase pada nama substrat yang
dipengaruhinya .
F.
BAHAN-BAHAN KIMIA PERAIRAN
Air merupakan
pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan. Oleh karena itu, bahan-bahan
air/air permukaan banyak mengandung bahan-bahan kimia yang terlarut maupun
dalam bentuk tersuspensi.
Beberapa senyawa dalam bentuk ion yang terdapat
diperairan adalah sebagai berikut :
Nama
|
Rumus
|
Muatan listrik
|
Ammonium
Hydroxyl
Bikarbonat
Karbonat
Ortofosfat
Mono-hidrogen-ortofosfat
di-hidrogen-ortofosfat
Bisulfate
Sulafat
Bisulfit
Sulfit
Nitrite
Nitrat
Hipoklorit
|
NH4+
OH-
HCO3-
CO3=
PO4=
HPO4=
H2PO4-
HSO4-
SO4=
HSO3-
SO3=
NO2-
NO3-
OCL-
|
1+
1-
1-
2-
3-
2-
1-
1-
2-
1-
2-
1-
1-
1-
|
1.
Senyawa Nitrogen Dalam Air
Senyawa-senyawa nitrogen terdapat dalam keadaan terlarut
juga sebagai tersuspensi. Dalam air senyawa-senyawa ini memegang peranan sangat penting dalam
perairan reaksi-reaksi biologi perairan. Jenis-jenis nitrogen anorganik utama
dalam ion nitrat (NO3), dan ammonium (NH4). Dalam kondisi
tertentu terdapat dalam bentuk nitrit (NO2). Sebagian dari nitrogen
total dalam air terikat sebagai nitrogen organic, yaitu dalam bahan-bahan yang
berprotein, juga dalam bentuk senyawa/ion-ion lainnya dari bahan pencemar.
Nitrogen perairan merupakan penyebab utama pertumbuhan yang
sangat cepat dari ganggang yang menyababkan euotrofikasi. Pada umumnya nitrogen
anorganik dalam perairan aerobic terdapat dalam keadaan bilangan oksidasi +5,
yaitu sebagai NO3-, dan dengan bilangan oksidasi +3,
dalam keadaan anaerob, senagai NH4+ yang stabil.
Ion ammonium dan amino nitrogen (R-NH2 dalam
bahan berprotein ) mengalami oksidasi dengan adanya talis biologi yang cocok :
NH4+ +
2O3 NO3- +
H2O + 2H+
Reaksi ini dapat terjadi misalnya dalam pengolahan air
buangan dengan aerosi yang cukup dari limbah yang mengandung ion ammonium.
Dalam keadaan tanpa oksigen ion nitrat
dapat sebagai penerima electron dalam reaksi-reaksi dengan
mikroorganisme sebagai perantara.
O2 +
4H+ + 4 e 2H2O
NO3- +
6H+ + 5 e ½ N2 + 3H2O
Kemampuan ion nitrat sebagai penerima electron digunakan
dalam proses pengolahan air limbah untuk menghilangkan electron dengan
membiarkan ion nitrat mengoksidasi methanol melalui reaksi bermedia bakteri
dalam kondisi anaerob :
5CH3OH +
6NO3- + 6H+
5CO2 + 3N2 + 12H2O
Reaksi ini disebut denitrifikasi. Dalam keadaan ini
terjadi perubahan semua senyawa tersebut menjadi ion NH4+.
Dalam keadaan tanpa katalis biologi, ion nitrat hanya
sedikit bereaksi dalam air. Kemampuan pertukaran ion dari bahan-bahan yang
terjadi secara alamiah tidak mengikat ion dengan kuat.
2. Senyawa Fosfor Dalam Air
Dalam air, fosfor merupakan suatu komponen yang sangat
penting dan sering menimbulkan permasalahan lingkungan. Fosfor termasuk salah
satu dari beberapa unsure yang essensial untuk pertumbuhan ganggang dalam air.
Pertumbuhan ganggang yang berlebihan disamping hasil hancuran biomas dapat
menyebabkan pencemaran kualitas air. Sumber fosfor adalah limbah industry,
hanyutan dari pupuk, limbah domestic, hancuran bahan organik, dan mineral
fosfat.
Fosfor dalam air terdapat dalam bentuk bahan padat maupun
bentuk terlarut. Fosfor dalam bentuk padat dapat terjadi sebagai suspensi
garam-garam yang tidak larut, dalam bahan organic, atau terabsorbsi dalam bahan
padat. Fraksi yang paling baik dari senyawa fosfat yang terlarut terdapat dalam
bentuk senyawa organic, sedangkan fosfor anorganik yang terlarut terjadi
terutama sebagai bentuk ion ortofosfat. (PO3+). Fosfat
dapat bereaksi dengan sejumlah zat membentuk ssenyawa yang tidak larut, dan
mudah diadsorbsi oleh tumbuhan-tumbuhan, konsentrasi dari fosfat fosfat
anorganik terlarut dalam kebanyakan perairan konstan.
Kenaikan konsentrasi fosfat merupakan adanya zat pencemar
dalam perairan. Senyawa-senyawa fosfat tersebut dalam bentuk organofosfat atau
polifosfat. Sejumlah industry dapat membuang polifosfat berupa bahan pencuci
yang dapat mengapung diatas permukaan air. Senyawa fosfor organic terdapat
dalam bentuk asam-asam nukleat, fosfolipid, gulafosfat, senyawa ini masuk
kedalam perairan bersama-sama dengan limbah industry dan rumah tangga.
3. Bahan Organik Dalam Air
Di dalam
lingkungan bahan organic banyak terdapat dalam bentuk karbohidrat, protein,
lemak yang membentuk organisme hidup dan senyawa-senyawa lainnya yang merupakan
sumber daya alam yang sangat penting dan dibutuhkan oleh manusia. Secara normal
bahan organic tersususn oleh unsure-unsur C, H, O dan dalam beberapa hal
mengandung N, S, P, dan Fe.
Senyawa-senyawa
organic pada umumnya tidak stabil dan mudah dioksidasi secara biologis atau
kimia menjadi ssenyawa stabil, antara lain menjadi CO2 dan H2O.
proses inilah yang menyebabkan konsentrasi oksigen terlarut oksigen terlarut
dalam perairan menurun dan hal ini menyebabkan permasalahan bagi kehidupan
akuantik. Untuk menyatakan kandungan bahan organic dalam perairan dilakukan
dengan mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan tersebut
sehingga menjadi senyawa yang stabil.
4. Kelarutan Gas Dalam Air
Kebanyakan gas dalam air larut dengan derajat (konsentrasi)
yang berbeda-beda atau bereaksi secara kimia dengan air. Kedua jenis gas yang
paling banyak membentuk udara ( udara merupakan campuran yang homogen dari
berbagai jenis gas ), yaitu nitrogen dan oksigen meskipun tidak bereaksi dengan
air, tetapi larut dalam jumlah yang terbatas.nitrogen yang larut dalam perairan
dapat menyebabkan masalah berat ketika membentuk gelembung gas dalam darah ikan
dan menyebabkan ikan kejang dan bahkan kematian. Kelantanan dari setiap gas
adalah proporsional dengan tekanan
tekanan partial gas yang kontak dengan cairan tersebut, dan dikenal
dengan Hukum Henry. Hokum ini hanya berlaku bagi gas yang tidak melakukan
interaksi (bereaksi) dengan pelarutnya. Jadi, hukum ini tidak berlaku untuk gas
CO2 dan Cl2 karena gas-gas tersebut bereaksi dengan air.
5. Oksigen Dalam Air
Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen tidak terkecuali
yang hidup didalam air. Kehidupan akuantik seperti ikan, mendapatkan oksigen
dalam bentuk oksigen terlarut. Tanpa adanya oksigen terlarut pada tingkat konsentrasi
tertentu banyak jenis organisme akuantik tidak dapat ada dalam air. Banyak ikan
mati dalam perairan tercemar bukan diakibatkan oleh toksitasi zat pencemar
langsung, tetapi karena kekurangan oksigen sebagai akibat dari digunakannya gas
tersebut pada proses penguraian/penghancuran zat pencemar.
Dalam udara yang bersih dan kering terdapat 20.95%
oksigen berdasar volume, sebagian besar oksigen dalam air berasal dari
atmosfer. Oleh karena itu, kemampuan suatu badan air untuk mengisi oksigen
kembali dengan cara kontak dengan atmosfer merupakan hal yang sangat penting.
Kelarutan dalam air tergantung dari suhu, tekanan parsial oksigen dalam
atmosfer dan kandungan garam dalam air.
6. Karbon dioksida dan berbagai jenis karbonat dalam air
Gas CO2
mempunyai sifat keasaman, maka akan menjadi lebih rumit dalam menghitung
kelarutannya dalam air dibandingkan kelarutan
gas-gas yang sukar bereaksi seperti O2 dan N2.
Karbon dioksida, ion karbonat, dan bikarbonat mempunyai
pengaruh yang sangat penting terhadap sifat-sifat kimia air. Banyak
mineral diendapkan sebagai garam dari ion karbonat,CO32-.
Dalam fotosintensisnya ganggang menggunakan CO2 terlarut untuk
menghasilkan biomas. Kesetimbanagn CO2 di atmosfer sebagai berikut:
CO2(a) CO2 (atmosfer)
Dan
kesetimbanagan ion CO32- antara larutannya dalam air
denagan mineral-mineral karbonat padat adalah:
MCO3 M2+
+ CO32-
(garam
karbonat yang sedikit larut)
Hal ini mempunyai pengaruh buffer yang kuat terhadap pH
air.
Karbon
dioksida merupakan komponen sangat kecil dari atmostef kerig sangat normal,
hanya berkisar 0,0314 % volume. Dengan demikian air murni atau air yang bebas
alkalinitas dalam kesetimbangannya dengan atmosfer hanya mengandung karbon
dioksida sangat rendah. Oleh karena itu pembentukan HCO32- dan
CO32- akan menaikan kelarutan karbon dioksida.
Konsentrasi
yang tinggi dari CO2 ini memberi pengaruh yang cukup besar terhadap
kehidupan akuatik karena akan menghambat pernafasan dan pertukaran gas terutama
bagi hewan perairan, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Kandungan CO2
dalam air yang aman tidak boleh melebihi 25mg/l.
Dalam peraiaran alami, gas CO2 dihasilkan dari
penguraian bahan-bahan organic oleh bakteri. Ganggang yang menggunakan CO2
dalam fotosintesis juga menghasilkan CO2 melalui proses
metabolism tanpa cahaya. Waktu air merembas melalui lapisan-lapisan dan
hancuran bahan organic sambil masuk ke dalam tanah, air ini dapat melarutkan
banyak CO2 yang dihasilkan oleh pernafasan organism dalam tanah.
7. Silicon dalam air
Silicon merupakan unsure kedua
terbanyak dikerak bumi setelah oksigen yaitu sebesar 27,7 %. Hal ini
menyebabkan silicon tersebar luas dalam air berkisar antara 1 sampai 30 mg/l
sebagai SiO2, kadang kala mencapai 100mg/l. suatu fonemena yang
menarik adalah air laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi silikonnya
sangat rendah karena unsure ini digunakan oleh kerang dan pembentukan tulang
organisme laut.
Silikat dalam air dapat berasal dari berbagai sumber,
baik dari sumber percemaran. Senyawa silicat digunakan dalam pembuatan senyawa
detergen dan sebagai anti karat. Oleh karena itu silicon/ ion dari senyawa
silicon terdapat banyak dalam air buangan dalam air buangan baik limbah
industry maupun limbah domestic.
8. Belerang dalam air
Secara umum sebagian besar belerang yang terdapat dalam
air adalah S (IV) dalam ion sulfat, SO42-. Dalam kondisi
anaerobic SO42- dapat direduksi oleh aktivitas bakteri
menjadi H2S, HS-, atau garam sulfide yang tidak larut.
Gas H2S yang dihasilkan dari resuksi sulfat tersrbut menyebabkan bau
telur busuk yang dikeluarkan oleh banyak air yang tergenang dan air-air tanah.
Adanya perbedaan jenis belerang (bilangan oksidasinya) dalam air menggambarkan
adanya hubungan antara pH air, potensial oksidasi, dan aktivitas bakteri.
Dalam air ion sulfat, dapat berasal dari banyak sumber,
sulfat dapat berasal dari hasil pencucian mineral utama gips,CaSO4,
2H2O. oksidasi dari mineral-mineral sulfide yang dipengaruhi oleh
mikroorganisme, seperti pyrite, FeS2, menghasilkan sulfat. Garam
sulfat digunakan dalam pembuatan deterjen dan dalam banyak hasil industry
seperti industry pupuk ZE, maka ion sulfat merupakan komponen yang umum dari
air buangan. Air hujan diberbagai belahan dunia termasuk di Indonesia
mengandung sejumlah besar ion sulfat yang dikenal sebagai hujan asam (acid
rain). Hal ini disebabkan oleh adanya pencemaran udara yang cukup berat oleh
gas SO2 yang kemudian mengalami oksidasi di udara sebagai berikut :
2 SO2 +
2 H2O + O2
4 H+ + 2 SO42-
Adanya H2SO4 di atmosfer inilah yang menyebabkan terjadinya
hujan asam yang kadang kala pH-nya mencapai 4.
9. Klorida Dan Fluorida Dalam Air
Senyawa
halida, klorida dan fluoride merupakan senyawa-senyawa umum yang terdapat pada
perairan alami. Senyawa-senyawa
tersebut mengalami proses disosiasi dalam air membentuk ion-ionnya. Ion klorida
pada tingkat sedang relative mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat-sifat
kimia dan biologi perairan. Kation dari garam-garam klorida dalam air terdapat
dalam keadaan mudah larut, dan ion klorida secara umum tidak membentuk senyawa
kompleks yang kuat dengan ion-ion logam. Ion ini juga dapat dioksidasi dalam
keadaan normal dan tidak bersifat toksik. Tetapi, kelebihan garam-garam klorida
ini dapat menyebabkan penurunan kualitas air yang disebabkan oleh tingginya salinitas.
Air ini tidak layak untuk air pengairan dan keperluan rumah tangga.
Ion
fluoride jauh lebih penting dalam air dari pada ion-ion klorida. Fluor adalah
salah satu unsure halogen yang keelektronegatifannya paling tinggi dibandingkan
unsure-unsur halogen lainnya.
Beberapa
sifat geokimia dan fisiologis ion fluoride berasal dari kenyataan bahwa ion ini
mempunyai jari-jari dan muatan yang sama dengan ion OH-. Sebagai
konsekuensinya, fluoride dan hidroksida mempunyai tingkah laku yang sama. Oleh
karena itu, ion fluoride dapat diganti dengan ion hidroksida dalam
mineral-mineral dan dalam bahan mineral dari gigi dan tulang.
10. Kalsium Dan Magnesium Dalam Air
Kalsium adalah unsure kimia yang memegang peranan penting
dalam banyak proses geokimia. Mineral merupakan sumber primer ion kalsium dalam
air. Air yang mengandung karbon dioksida tinggi mudah melarutkan kalsium dan
mineral-mineral karbonatnya. Ion kalsium bersama-sama dengan magnesium dan
kadang-kadang ion ferro, ikut menyebabkan kesadahan air, baik yang bersifat
kesadahan sementara maupun kesadahan tetap. Kesadahan sementara disebabkan oleh
adanya ion-ion kalsium dan karbonat dalam air dan dapat dihilangkan dengan
jalan mendidihkan air tersebut karena terjadi reaksi :
Ca2+ + 2
HCO3- CaCO3 +
CO2 + H2O
Sedangkan kesadahan tetap disebabkan oleh adanya kalsium
atau magnesium sulfat yang proses pelunakannya melalui proses kapur , soda, abu
dan proses resin organic.
Air sadah juga tidak menguntungkan/mengganggu proses
pencucian menggunakan sabun. Bila sabun digunakan pada air sadah mula-mula
sabun harus bereaksi terlebih dahulu dengan setiap ion kalsium dan magnesium
yang terdapat dalam air sebelum sabun dapat berfungsi men kalsium dan magnesium
yang terdapat dalam air sebelum sabun dapat berfungsi menurunkan tegangan
permukaan. Detergen mempunyai sifat yang agak berbeda dengan sabun deterjen
dapat menurunkan takanan permukaan air tanpa harus bereaksi dahulu dengan
setiap ion kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air. Pada umumnya
konsentrasi magnesium dalam air tawar lebih kecil dibandingkan kalsium. Telah
diteliti bahwa larutan magnesium dalam bentuk larutan lebih lama dari kalsium.
Hal ini disebabkan senyawa Mg2+ mengendap lebih lambat dibandingkan
senyawa Ca2+.
11. Logam Alkali Dalam Air
Natrium umumnya terdapat dalam konsentrasi yang lebih
tinggi didalam air tawar dibandingkan dengan kalium. Ion natrium, sama dengan
ion klorida bersosiasi dengan salinitas yang berlebihan yang menyebabkan
penurunan kualitas air yang cukup serius.
Kalium dalam perairan alami relative rendah
konsentrasinya dari natrium karena unsure ini tidak mudah dilepaskan dari
sumbernya dan unsure ini mudah sekali diadsorbsi oleh mineral-mineral. Jenis
sumber alami dari kalium adalah feldspar, esensial dan bergabung kedalam bahan
tanaman. Sebagai konsekuensinya, bila terjadi kebakaran hutan dimana sering
mengandung konsentrasi kalium yang tinggi.
12. Alumunium Dalam Air
Alumunium merupakan unsure terbanyak ketiga dalam kerak
bumi. Kebanyakan alumunium yang dibawa air terdapat sebagai partikel-partikel
mineral mikroskopik yang tersuspensi. Konsentrasi dari alumunium yang terlarut
dalam kebanyakan air kemungkinan kurang dari 1,0 Mg/l. pada nilai pH dari 4,0
jenis alumunium yang terlarut adalah Al(H2O)3+ dan ion Al3+
yang terhidrasi kehilangan ion hydrogen pada nilai pH lebih besar dari 4,0.
Alumunium bersifat amfoter dan pada perairan alami dengan
pH diatas kurang dari 10, terbentuk ion aluminat yanga larut Al(OH)4-.
Ion fluoride membentuk kompleks yang sangat kuat dengan alumunium dan dengan
adanya fluoride dengan konsentrasi tinggi terbentuk jenis kompleks fluoride
seperti AlF2+ mungkin akan terbentuk dalam air.
13. Besi Dalam Air
Besi
adalah satu dari lebih unsure-unsur penting dalam air permukaan dan air tanah.
Perairan yang mengandung besi sangat tidak diperlukan untuk kebutuhan rumah
tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan
alat-alat lainnya serta menimbullkan rasa yang tidak enak pada air minum pada
konsentrasi diatas kurang lebih 0,31 Mg/l. sifat kimia perairan dari besi
adalah sifat redoks, pembentukan kompleks, metabolism dan mikroorganisme, dan
pertukaran dari besi antara fasa dan fase padat yang mengandung besi karbonat,
hidroksida dan sulfide.
Besi
(II) sebagai ion berhidrat yang dapat larut, Fe2+, merupakan jenis
besi yang terdapat dalam air tanah, karena air tanah tidak berhubungan dengan
oksigen dari atmosfer, kosumsi oksigen bahan organic dalam media mikroorganisme
sehingga menghasilkan keadaan reduksi dalam air tanah.
Secara
umum, Fe (II) terdapat dalam air tanah berkisar antara 1,0 -10 Mg/l. namun
demikian, tingkat kandunngan besi sampai sebesar 50 Mg/l dapat juga ditemukan
dalam air tanah ditempat-tempat tertentu. Air tanah yang mengandung Fe (II)
mempunyai sifat yang unik. Dalam kondisi tidak ada oksigen air tanah yang
mengandung Fe (II) jernih, begitu mengalami oksidasi dengan oksigen yang
berasal dari atmosfer ion ferro akan berubah menjadi ion ferri dengan reaksi
sebagai berikut :
4 Fe2+ +
O2 + 10 H2 4
Fe (OH)3 8 H
Dan air menjadi keruh. Pada pembentukan besi (III)
oksidasi terhidrat yang tidak larut menyebabkkan air beerubah menjadi abu-abu.
Besi
(III) dapat terjadi sebagai jenis stabil yang larut dalam dasar danau dan
sumber air yang kekurangan oksigen. Ion FeOH+ dapat terjadi dalam
perairan yang bersifat basa, tetapi bias ada CO2 maka terbentuk FeCO3
yang tidak larut.
Dalam perairan dengan pH sangat rendah, kedua bentuk ion
ferro dan ferri dapat ditemukan. Hal ini terjadi bila perairan memperoleh
buangan dari limbah tambang asam.
14. Mangan Dalam Air
Tosisitan mangan (Mn) relative sudah tampak pada
konsentrasi rendah. Dengan demikian tingkat kandungan Mn yang diizinkan dalam
air yang diperlukan untuk keperlusn
domestic sangat rendah. Yaitu di bawah 0,05 mg/l. dalam kondisi aerob mangan
dalam perairan terdapat dalam bentuk MnO2 dan pada dasar perairan
tereduksi menjadi mn2+ atau dalam air yang kekuranga oksigen. Oleh
karenaa itu, pemakaian yang berasal dari dasar suatu sumber air, sering
ditemukan mengan dalam konsentrasi tinggi.
Air yang berasal dari sumber tambang asam dapat
mengandung mangan terlarut, dan pada konsentrasi kurang lebih 1 mg/l dapat
ditemukan pada perairan dengan aliran yang berasal dari tambang asam. Pada pH
yang agak tinggi dan kondisi aerob terbentuk mangan yang tidak larut seperti
MnO2, Mn3O4, atau MnCO3, meskipun
oksidasi dari Mn2+ berjalan relative lambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar